Saturday, May 11, 2013

Catatan Praktikum Farmakognosi #4

Pada tanggal 4 Maret 2013, saya kembali mengikuti kelas praktikum farmakognosi yang keempat. Pada praktikum tersebut kebetulan saya berkesempatan untuk menjadi salah satu responsernya. Teman saya, Arifa, membawakan materi responsi mengenai Strobilanti Folium dan Thymi Herba, setelah itu dilanjutkan oleh saya, membahas mengenai Phyllanthi Herba dan Centella Herba.

Sebelumnya kita perlu mengetahui mengenai herba secara umum terlebih dahulu.

Mengenai herba, sebelumnya kita perlu mengetahui bahwa berdasarkan berkayu atau tidaknya batang dan tinggi pertumbuhannya, tumbuhan dibagi menjadi 3, yaitu herba, semak, dan pohon. Tumbuhan yang tingginya kurang dari satu meter dan batangnya tidak berkayu atau dengan kata lain tidak memiliki batang yang jelas di atas permukaan tanah, maka disebut sebagai herba. Tumbuhan yang tingginya tidak lebih dari enam meter dan batangnya berkayu, maka disebut semak. Dan tumbuhan yang tingginya dapat mencapai lebih dari enam meter dan batangnya berkayu, maka disebut pohon.

Sementara berdasarkan buku panduan praktikum yang saya miliki, yang dimaksud dengan herba adalah bagian tumbuhan yang berada di atas tanah. Berbeda dengan pengamatan simplisia yang sebelum-sebelumnya, fragmen mikroskopik herba secara umum dapat mengacu ke bagian lain dari tumbuhan seperti batang, daun, bunga buah, dan bagian-bagian dari buah, dengan kata lain, fragmen yang diamati merupakan campuran dari berbagai bagian dari tumbuhan tersebut.

Baiklah langsung saja dibahas mengenai pengamatan secara makroskopik dan mikroskopik untuk keempat simplisia mulai dari Strobilanti Folium, Thymi Herba, Centella Herba, dan Phyllanthi Herba. Dibahas juga mengenai folium sedikit, karena memang pada saat praktikum tersebut melakukan pengamatan tersebut juga, namun yang lebih menjadi perhatian adalah herbanya.

Pertama, Strobilanti Folium atau disebut juga Daun Kejibeling, berasal dari tanaman Strobilanthes crispus Blume, dari famili Acanthaceae


Secara makroskopik, serbuk yang saya amati tersebut berwarna hijau tua segar dan berbau namun tidak terlalu menyengat. Simplisia ini berasal dari daun tanaman yang merupakan daun tunggal dan bertangkai pendek. Helai daunnya berbentuk jorong sampai bundar memanjang, tepi daunnya bergerigi, dan rasanya aga sepat dan agak pahit.

Secara mikroskopik, ada sekitar 4 fragmen spesifik yang seharusnya dapat diamati, antara lain (1) rambut penutup, (2) sel epidermis yang berbentuk segiempat, (3) terdapat kristal oksalat prismatik, dan (4) adanya sistolit.

Pada kesempatan tersebut, hanya 3 fragmen yang dapat saya amati, yaitu yang diperlihatkan pada gambar berikut:


Kedua, Thymi Herba. Berasal dari tanaman Thymus vulgaris, dari famili Labiatae.


Secara makroskopik, bisa dilihat sendiri di dalam gambar di atas, herba ini memiliki batang yang bercabang-cabang dan pada ujungnya terdapat bunga. Bunganya ini berwarna merah dan berbau harum. Sementara daunnya berukuran kecil, bertangkai pendek, tetapi lebar. Warna serbuk simplisia yang saya amati ini berwarna hijau kecoklatan tua.

Secara mikroskopik, fragmen spesifik yang paling mudah diamati antara lain (1) polen, (2) rambut penutup, (3) rambut kelenjar, dan (4) rambut penutup dari epidermis bagian calix. Seharusnya fragmen spesifik lainnya yang dapat diamati antara lain stomata tipe diasitik dan bentuk spesifik epidermis dari corolla.


Ketiga, Centella Herba, berasal dari tanaman Centella asiatica (L) Urban, dari famili Umbelliferae.


Secara makroskopik, herba ini memiliki bentuk daun bulat lonjong dan tepinya bergerigi. Sementara bentuk serbuk simplisianya, serbuk tersebut berwarna hijau kehitaman dan tidak terlalu berbau.

Secara mikroskopik, fragmen spesifik yang paling jelas adalah bentuk rambut penutupnya yang besar dan ramping.


Tidak banyak yang dapat saya ceritakan terkait Centella Herba karena memang saya tidak menemukannya di panduan praktikum, informasi yang saya dapatkan hanya dari googling dan data dari senior.
Keempat, Phyllanthi Herba (Herba Meniran), berasal dari tanaman Phyllanthus niruri L, dari famili Euphorbiaceae.


Secara makroskopik, dapat ditunjukkan melalui gambar secara kasat mata, jelas seperti daun majemuk. Namun kenyataannya, daun meniran ini, bukan termasuk golongan daun majemuk, melainkan daun tunggal. Sebagaimana kita ketahui bahwa pada daun majemuk, di ketiak-ketiak cabangnya tidak mungkin muncul bunga yang kemudian dapat berkembang menjadi buah. Pada ketiak-ketiak cabang daun meniran ini ternyata pada waktu-waktu tertentu dapat mengeluarkan bunga yang dimaksud tersebut, sehingga dengan alasan tersebutlah daun meniran termasuk ke dalam daun tunggal.

Secara mikroskopik, berdasarkan pengamatan yang dilakukan, dapat saya lihat adanya 3 fragmen spesifik, antara lain fragmen kulit biji, fragmen kulit buah, dan adanya kristal kalsium oksalat bentuk prisma dan roset pada jaringan mesofil.

Demikian yang dapat saya sampaikan. Kurang lebihnya mohon maaf. Semoga bermanfaat. Terima kasih sudah berkunjung :D




0 comments:

Post a Comment

If you want to be notified that I've answered your comment, please leave your email address. Your comment will be moderated, it will appear after being approved. Thanks.
(Jika Anda ingin diberitahu bahwa saya telah menjawab komentar Anda, tolong berikan alamat email Anda. Komentar anda akan dimoderasi, akan muncul setelah disetujui. Terima kasih.)