Sunday, September 15, 2013

Catatan OGSO #2

Beberapa menit sebelum kuliah digalaukan dengan ada atau tidaknya kuis sebelum kuliah OGSO. Alhamdulillah ternyata kuisnya baru minggu depan. Kuliah pada hari itu masih pengantar presentasi dari ibunya saja. Baru minggu depan sebelum kelompok pertama maju presentasi diadakan kuis. 

Di awal kuliah, bu Fadlina bertanya terkait apa yang diketahui tentang otot. Ada yang menjawab bahwa otot adalah alat gerak atif. Lalu ada juga yang menjawab bahwa dengan otot, tulang dapat bergerak. Kita semua juga telah mengetahui bahwa otot terdiri dari sel-sel otot, dan sel otot itu sendiri terdiri dari 3 macam, yaitu otot jantung, otot polos, dan otot rangka (lurik). Ketiga macam otot tersebut ada yang berada di bawah pengaruh kesadaran (volunteer) dan ada juga yang berada di luar kesadaran (involunteer). Yang termasuk ke dalam otot yang volunteer adalah otot rangka, sementara yang termasuk ke dalam otot involunteer adalah otot polos dan otot jantung. Perlu diketahui juga bahwa ciri utama dari otot adalah otot mampu berkontraksi sehingga sel-sel otot sering juga disebut sebagai sel kontraktil. 

Terkait dengan sel-sel kontraktil, pada perkembangan janin, sel-sel kontraktil tersebut akan menyatu, namun penyatuannya tersebut tetap didasarkan atas sifat dasarnya. Untuk sel-sel kontraktil yang memiliki sifat bekerja pada jantung maka akan saling menyatu, begitu pula untuk sel-sel yang memiliki sifat yang sama dengan otot polos dan otot rangka. Dari sel-sel menyatu membentuk jaringan, kemudian jaringan-jaringan menyatu membentuk organ. Dengan demikian jelaslah materi kuliah pada saat itu terkait dengan gangguan-gangguan pada otot. Namun karena di semester sebelumnya telah banyak dibahas tentang gangguan pada kardiovaskuler maka cukup banyak juga telah banyak membahas terkait gangguan pada otot polos dan otot jantung sehingga pada kuliah pada semester 5 ini lebih difokuskan pada gangguan pada otot rangka.

Sebelum itu, kita perlu mengingat adanya perhubungan antara otot dengan tulang yang disebut dengan tendon dan tulang dengan tulang yang disebut dengan ligamen, karena gangguan pada otot terjadi juga pada perhubungannya. Dapat terjadi gangguan pada perhubungan tulang dengan tulang, apakah itu terkait dengan penghubungnya yaitu ligamen atau pada ruang sendinya yang merupakan rongga untuk tulang tersebut mampu bergerak. Terkait dengan ruang sendi, apabila ruang sendi tersebut mengecil atau tidak ada ruang sendi maka pergerakan tulang menjadi terbatas. Ruang sendi dapat menggerakkan tulang karena di dalam ruang sendi terdapat cairan sinovial yang ibaratnya seperti oli pada mesin sehingga tulang dapat dengan luwes digerakkan. Sejauh ligamen masih normal, maka ligamen bekerja dengan mengikat tulang sedemikian rupa sehingga meskipun diputar ke arah manapun akan kembali ke keadaan semula, karena telah terikat, apabila terjadi gangguan pada ligamen tersebutlah yang kemudian menjadi berbahaya. 

Selain faktor ruang sendi, tentunya tanpa ada otot, tulang akan sulit digerakkan. Dan selain berfungsi menggerakkan tulang-tulang, otot juga berfungsi melindungi tulang dan organ-organ lainnya terutama organ vital, misalnya organ vital yang berada di bagian abdomen atau diafragma, apabila terjadi robek di bagian luar abdomen, maka otot tersebut akan melindungi agar jangan sampai organ vital tersebut terkontaminasi oleh lingkungan luar. 

Gangguan otot terdiri dari berbagai macam antara lain atrofi otot, strain, sprain (keseleo), distrofi otot, Becker's Muscular Dystrophy, distrofi miotonik, dislokasi, dan rabdomiolisis.

Atrofi otot. Pada atrofi otot, terjadi penurunan ukuran sel-sel otot. Terjadinya penurunan diakibatkan oleh jarangnya otot digerakkan. Hal ini dapat terjadi pada anak-anak atau pada orang tua yang biasanya menggunakan kursi roda. Sel-sel otot hanya mengalami pengecilan pada ukurannya, jadi sel-selnya masih ada bukan habis. Karena kalau tidak ada otot, maka tulang akan sama sekali tidak dapat digerakkan. Fenomena ini dapat dijelaskan dengan melihat seorang olahragawan, kita tahu bahwa olahragawan yang memiliki otot besar-besar, merupakan seseorang yang sering melatih atau melakukan kontraksi pada ototnya. Dengan demikian, untuk yang jarang menggerakkan ototnya akan mengalami hal kebalikannya yaitu mengecilnya sel-sel otot tersebut. Hal ini berkaitan dengan senyawa protein otot yaitu distrofin dan mioglobin. Distrofin merupakan protein otot yang dihasilkan oleh sel-sel otot untuk dapat mengikat satu sel otot dengan sel otot lainnya, sementara mioglobin merupakan protein yang terdapat di dalam sel. Apabila otot sering digerakkan mata sel-sel otot akan sering melakukan metabolisme dan menghasilkan distrofin sehingga dengan demikian pula massa distrofin menjadi semakin besar dan membentuk kekompakkan yang lebih baik lagi. Fenomena massa yang besar dan keras atau kuat tersebut dapat dilihat pada otot-otot olahragawan tersebut tentunya. Jadi, sekali lagi, untuk otot-otot yang jarang digunakan, sel-sel ototnya tentunya akan jaran berkontraksi sehingga terjadi penurunan protein otot yaitu distrofin dan mioglobinnya. Kalau terjadi penurunan pada distrofin, maka otot menjadi lemah, karena ikatan antara sel-sel ototnya menjadi kurang dan pergerakkan otot menjadi terbatas.

Strain. Strain merupakan cedera yang terjadi pada bagian otot tendon, kalau terjadi cedera maka bisa mencetuskan reaksi inflamasi, maka gejala inflamasi yang empat itu yaitu kalor (panas), dolor (nyeri), tumor (bengkak), dan rubor (merah) akan muncul. Inflamasi tentunya merupakan respon dari tubuh kita, ketika terjadi tendinitis (peradangan pada tendon), pastilah respon inflamasi tersebut muncul.


Sprain. Berbeda dengan strain, sprain (keseleo) merupakan cedera yang terjadi di ligamen, yaitu pada bagian persendiannya. Jika terjadi strain dapat muncul reaksi inflamasi, pada sprain juga muncul reaksi inflamasi dengan disertai memar. Memar berbeda dengan reaksi inflamasi, jika merah yang terjadi pada reaksi inflamasi diakibatkan oleh vasodilatasi dari pembuluh darah, sementara memar terjadi kemerahan akibat adanya darah yang keluar dari pembuluh darah bisa akibat pembuluh darah yang pecah. Apabila kita melihat seseorang yang mengalami memar pada bagian tubuhnya kemudian berwarna biru, hal ini wajar saja, pertama kali darah tersebut keluar memang berwarna merah, tetapi lama-kelamaan akan berwarna biru, hal ini terkait dengan kandungan oksigen, lama-kelamaan tentunya kandungan oksigennya akan semakin berkurang. Memar ini bisa terasa sakit dan bisa juga tidak sakit. Memar yang terasa sakit mengindikasikan akibat adanya darah yang keluar adalah sebagai akibat adanya pembuluh darah yang pecah. Sementara untuk memar yang tidak disertai dengan rasa sakit yang apabila dikatakan oleh orang awam (akibat dicubit atau dijilat jin), ini terjadi adanya darah yang keluar bukan karena pembuluh darahnya yang pecah, tetapi bisa diakibatkan salah satunya karena orang tersebut mengalami defisiensi enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase yang diketahui bahwa enzim tersebut berfungsi untuk menjaga keelastisitasan membran sel darah merah dan apabila kekurangan enzim tersebut maka eritrosit (sel darah merah) dapat pecah menjadi ukuran-ukuran yang lebih kecil sehingga dapat keluar dari pembuluh darah.


Terkait strain dan sprain, pada dasarnya tubuh dapat mengatasi gangguan tersebut dengan sendirinya dengan waktu yang cukup lama tergantung keparahannya. Biasanya masyarakat Indonesia melakukan terapi urut untuk mengatasi gangguan ini. Hal ini tidak menjadi masalah, karena dengan cara diurut, artinya aliran darah pada pembuluh darah dipercepat untuk dapat sampai di daerah gangguan dan penyembuhan akibat gangguan yang dilakukan oleh tubuh sendiri menjadi semakin cepat. Tetapi dalam hal ini, tidak semua gangguan pada otot utamanya strain dan sprain dapat diterapi dengan cara diurut. Apabila terjadi fraktur pada tulangnya justru dengan cara diurut bisa memperparah kondisi. Dosen bercerita katanya pernah ada kasus yang mana terdapat seorang anak yang mengalami gangguan tersebut kemudian diurut, bukannya dapat segera sembuh, justru di bagian yang mengalami gangguan tersebut tampak membengkak. Setelah dibawa ke dokter, ternyata diketehui terdapat fraktur pada tulang. Perlu diketahui bahwa pada fraktur terdapat saraf-saraf yang sensitif, apabila diurut sedikit bisa menyebabkan saraf-saraf tersebut terjepit dan pada akhirnya menghambat transmisi dan menyebabkan reaksi inflamasi. Bengkak juga dapat terjadi apabila pasien yang diurut ternyata memiliki riwayat kanker dari orang tuanya. Sel tumor yang sebelumnya masih jinak, ketika diurut bisa teraktifkan dan membuat kondisi makin parah.

Distrofi otot. Distrofi otot merupakan gangguan pada otot yang menyebabkan terjadinya penurunan yang progresif pada distrofin. Distrofin otot ini biasa disebabkan karena genetik. Gangguan ini yang diakibatkan karena genetik disebut juga dengan penyakit distrofinopati. Pada pasien ini, gen-gen yang membentuk distrofin mengalami mutasi. Berbeda dengan atrofi otot, pada distrofi otot, semakin dibawa beraktifitas, distrofinnya akan tetap mengalami penurunan bahkan secara progresif. Defisiensi distrofin yang semakin parah hingga dapat menyebabkan kesulitan pergerakkan dan sering terjatuh, menyebabkan pasiennya kemudian menderita penyakit Duchenne's Muscular Dystrophy yang bahkan seringkali dapat muncul skoliosis. Bisa muncul skoliosis disebabkan karena otot melemah sehingga tidak mampu menopang tulan punggung dan lama-kelamaan menyebabkan tulang belakang menjadi bengkok. Komplikasi pada penyakit ini yang membahayakan antara lain gagal jantung dan pernafasan. Berikut merupakan gambar seorang anak yang mengalami penyakit Duchenne's Muscular Dystrophy.


Becker Muscular Dystrophy. Merupakan penyakit yang lebih ringan dari Duchenne's Muscular Dystrophy, pada penyakit ini, pasien masih bisa berjalan dan tingkat progresifnya rendah, namun gejalanya tetap sama.

Distrofi miotonik. Merupakan gangguan yang menyebabkan kekakuan pada otot. Kekakuan ini diakibatkan tidak mampunya otot mengalami relaksasi. Pada gangguan ini terjadi kontraksi yang meningkat seperti yang terjadi pada saat mengalami keram dan kejang. Jadi pada pasien ini, terjadi suatu rangsangan yang berlebihan untuk berkontraksi. Rangsangan untuk berkontraksi ini biasa terjadi sebagai respon akibat adanya otot yang melemah. Rangsangan yang terus menerus menyebabkan hipereksitasi sehingga menyebabkan sel sulit mencapai ambang di bawah potensial untuk mengalami relaksasi.

Dislokasi. Merupakan gangguan terkait otot yang menyebabkan tulang dapat keluar dari keududkannya. Kejadian ini pasti disebabkan adanya gangguan pada ruang sendinya. Dislokasi dapat terjadi misalnya akibat adanya hentakan yang keras yang kemudian menyebabkan ligamen tidak mampu mengikat tulang dengan tulang. Dislokasi ini bisa menimbulkan respon inflamasi.

Rabdomiolisis. Penyakit ini disebut juga mioglobinuria, jadi ditemukan protein otot, yaitu mioglobin dalam urin. Mioglobin bisa keluar dari sel-sel otot dapat diakibatkan karena terjadinya lisis pada sel tersebut. Apabila sel-sel otot pecah, tentunya mioglobin dapat keluar dari darah dan terekskresi lewat ginjal. Padahal kita tahu bahwa tidak semua senyawa pada darah dapat terfiltrasi oleh ginjal, sementara pada gangguan ini, mioglobin dapat keluar bersama urin. Hal ini dapat terjadi karena ketika mioglobin telah sampai di bagian pertama ginjal yaitu di glomerulusnya, terjadi penumpukkan mioglobin di depannya, atau terdapat mioglobin yang terdeposit pada membran glomerulus, sehingga adanya penumpukkan ini lama-kelamaan dapat mempengaruhi permeabilitas membran glomerulus dan menyebabkan mioglobulin dapat lewat. Beberapa mioglobulin dapat lewat dengan lancar di ginjal hingga keluar bersama urin, namun beberapa akan dapat tersangkut di bagian tubulus yang lama-kelamaan dapat menyebabkan komplikasi gagal ginjal. Adanya mioglobin pada urin bisa ditemui pada pelari. Seorang pelari ketika menghentakkan kakinya dengan keras, dapat menyebabkan lisisnya sel-sel otot dan mengalami kejadian ini. Apabila kondisi ini bisa diatasi maka tidak akan sampai dapat menyebabkan komplikasi gagal ginjal.

Demikian yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan. Semoga bermanfaat. Terima kasih sudah berkunjung :)

0 comments:

Post a Comment

If you want to be notified that I've answered your comment, please leave your email address. Your comment will be moderated, it will appear after being approved. Thanks.
(Jika Anda ingin diberitahu bahwa saya telah menjawab komentar Anda, tolong berikan alamat email Anda. Komentar anda akan dimoderasi, akan muncul setelah disetujui. Terima kasih.)