Sunday, January 10, 2016

Catatan PKPA Industri #1

[Sumber Gambar: unomaha.edu]

Setiap mahasiswa program apoteker, akan merasakan PKPA (Praktek Kerja Profesi Apoteker) pada semester kedua. Di Universitas Indonesia, program ini dibagi menjadi dua peminatan, yaitu industri dan klinik. Bagi mahasiswa dengan peminatan industri, akan merasakan PKPA tidak hanya di industri, tetapi juga di apotek dan di pemerintahan. Sementara bedanya dengan mahasiswa apoteker klinik, PKPA-nya tentu bukan di industri, melainkan di rumah sakit. Mahasiswa apoteker klinik juga PKPA di apotek dan pemerintahan. 

PKPA industri saya dimulai pada hari Senin, 4 Januari 2016. Saya berdua dengan Kristi PKPA di suatu industri farmasi. Saya datang terlalu pagi, lalu tertahan di pos satpam selama 1 jam. Katanya, saya harus menunggu orang HRD terlebih dahulu. Ternyata, teman-teman saya yang PKPA di industri lain mengalami hal yang sama, sama-sama tertahan di pos satpam cukup lama. Saya kira akan langsung mulai, ternyata ada beberapa hal yang harus diurus terlebih dahulu. Sudah lama menunggu, akhirnya orang HRD datang dan meminta kami menunggu di lobi. Ya, kami tertahan lagi di lobi. Satu jam menunggu, orang HRD lainnya yang harusnya saya temui ternyata tidak hadir hari ini, tetapi akhirnya ada orang HRD lainnya yang menanganinya. 

Kami dibawa langsung ke departemen QC (Quality Control). Bertemu dengan manager QC yang alumni UI. Beliau langsung menyambut kami dan memberikan pengarahaan beberapa menit. Cukup menguatkan mental, memberi semangat, dan semoga kami tidak mengecewakan. Lalu kami diambil alih oleh supervisor. Supervisor membawa kami ke tiap laboratorium yang ada di departemen tersebut, mulai dari laboratorium instrumen, laboratorium kimia, sampai ke laboratorium mikrobiologi, kami diperkenalkan dengan para analis. Saya senang karena para analisnya sangat ramah. 

Hari pertama dan kedua, kami diberi tugas untuk membaca 15 SOP (Standard Operating Procedure). Kelima belas SOP tersebut antara lain:
  1. Pelulusan/penolakan bahan awal
  2. Pengambilan contoh bahan baku
  3. Penanganan sampel
  4. Penanganan contoh pertinggal
  5. Baku pembanding
  6. Penggunaan dan pemeriksaan air
  7. Penanganan OOS
  8. SST
  9. Kualifikasi analis
  10. Pencataan data pada logbook laboratorium
  11. Penyimpanan dan penanganan reagen
  12. Pemeriksaan bahan baku
  13. Penanganan limbah
  14. Pencatatan tahapan analisa dan pelaporan
  15. Persyaratan kebersihan
Berhubung isi dari SOP ini merupakan rahasia perusahaan. Saya tidak bisa menjabarkan seperti apa isinya. Meskipun demikian, sebenarnya, sebagian besar materi ini telah dipelajari di mata kuliah Farmasi Industri. Jadi, tidak perlu khawatir. 

Di hari ketiga, kami masih diberikan tugas untuk membaca SOP lainnya, seluruh staf terlihat sibuk mengerjakan tugasnya masing-masing termasuk Manager QC-nya, pembimbing kami. Sebelum pulang di tengah kesibukannya, kami sempat berdiskusi hasil pembacaan SOP dengan beliau. Kami senang karena beliau ramah.

PKPA tentunya merupakan pengalaman baru bagi mahasiswa farmasi yang lebih terbiasa kuliah di kelas atau praktikum di laboratorium. Belajar jauh dari kampus harus banyak persiapan, tidak hanya persiapan tempat tinggal untuk yang PKPA-nya jauh, tetapi yang paling penting juga persiapan mental. Bila biasanya telat 15 menit masuk ke kelas masih ditoleransi oleh dosen, telat ke tempat kerja berulang kali bisa menjatuhkan reputasi. Mahasiswa farmasi kian meningkat dari tahun ke tahun. Sementara industri farmasi tidak banyak, mahasiswa yang PKPA, harus menjaga reputasi kampus supaya dapat diterima di industri farmasi. Tidak hanya di industri farmasi, di tempat PKPA lainnya juga seperti itu. 

Selain soal keterlambatan yang tidak disukai. Setiap mahasiswa PKPA juga harus mandiri. Manager kami menekankan bahwa selama ini tidak ada mahasiswa PKPA yang dimanjakan. Mahasiswa PKPA-nya yang harus inisiatif sendiri mencari ilmu meskipun memang ada pembimbingnya. Saat pengarahan di kampus juga, ketua program profesi, Pak Hayun, berulang kali menegaskan kepada mahasiswa, supaya memanfaatkan waktu PKPA di tempat kerjanya masing-masing secara optimal. Jika tidak bisa inisiatif mencari sendiri, maka akan rugi sendiri. Menurut saya, hal itu benar, berdasarkan pengamatan lima hari kerja, tidak ada satu pun karyawan yang bersantai, semuanya begitu kerja keras untuk menyelesaikan pekerjaannya. Jadi, jika kamu mahasiwa PKPA, kamu harus inisiatif mencari ilmu sendiri.

Bukan dalam arti, kita dilepas begitu saja. Pembimbing tentu memberikan pengarahan apa yang harus kita lakukan. Dengan demikian, kerjakanlah semaksimal mungkin. Bukan hanya untuk diri sendiri, kembali lagi ini untuk kebaikan kampus sendiri, jangan sampai kampus di-blacklist hanya karena kinerja kita yang buruk sehingga tidak mau lagi menerima mahasiswa PKPA, padahal kampus dan mahasiswa sendiri sangat membutuhkan hal itu. 

Setelah banyak membaca SOP, selanjutnya kami diberi kesempatan untuk membantu analis di laboratorium mikrobiologi. Kami sangat senang akhirnya kami masuk laboratorium. Meskipun cuma sebentar, ada yang bisa kami pelajari. Kami membantu mereka menghitung jumlah bakteri dan jamur di tiap lempeng yang telah diambil di beberapa titik yang ada di pabrik. Masuk ke laboratorium juga tidak sembarangan, khusus untuk laboratorium mikrobiologi, jas laboratoriumnya dobel, artinya digunakan jas laboratorium yang pertama, lalu menggunakan jas laboratorium lagi yang kedua. Digunakan masker, head cover, serta shoes cover

Satu hal yang sangat penting ketika berada di laboratorium adalah APD (Alat Perlindungan Diri). Di pabrik, tersedia lengkap APD yang dibutuhkan untuk tiap penanganan. Mengenai hal ini kami sempat diberi materi EHS (Environment, Health, Safety) oleh orang EQ (Environmental Quality) yang mengurusi persoalan lingkungan dan fasilitas. Jadi yang dipelajari antara lain pengolahan limbah, dan perlindungan keselamatan kerja. Keselamatan dan keamanan karyawan dalam bekerja, pokoknya semua orang yang berada di dalam lingkungan pabrik, termasuk mahasiswa PKPA sangat penting untuk diperhatikan. 

Ada banyak potensi bahaya yang ada di laboratorium. Itulah kenapa, tiap bahan yang digunakan tersedia MSDS-nya. Materi mengenai MSDS (Material Safety Data Sheet) dipelajari di mata kuliah Registrasi. Di bawah ini adalah berbagai potensi bahaya yang dapat terjadi dalam menangani bahan kimia.

[Sumber Gambar: chemistry.iiti.ac.in]

Dari kiri ke kanan merupakan simbol bahaya yang artinya dapat meledak, dapat terbakar, dapat mengoksidasi, korosif, toksik, iritan, dan berbahaya bagi lingkungan. Oleh karena itulah, sangat penting untuk membaca MSDS tiap bahan kimia yang akan digunakan. Di dalamnya akan ada keterangan APD apa yang seharusnya digunakan dalam melindungi diri dari potensi bahaya tersebut serta apa yang harus dilakukan untuk menghindari bahaya tersebut. 

Selain materi tentang EHS ini, kami juga diberikan materi CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik). Mulai dari diberikan soal pretest terlebih dahulu mengenai CPOB. Tidak perlu khawatir karena materinya telah banyak dipelajari. Setelah diberi pretest, barulah diberi materinya, sehingga jika ada kebingungan dalam menjawab soal, sudah ada penjelasannya pada materi yang diberikan. Setelah selesai memahami materinya, kami diberi post test kembali mengenai CPOB. 

Demikian yang dapat saya sampaikan, mohon maaf apabila terdapat kesalahan. Semoga bermanfaat dan sukses PKPA-nya!

0 comments:

Post a Comment

If you want to be notified that I've answered your comment, please leave your email address. Your comment will be moderated, it will appear after being approved. Thanks.
(Jika Anda ingin diberitahu bahwa saya telah menjawab komentar Anda, tolong berikan alamat email Anda. Komentar anda akan dimoderasi, akan muncul setelah disetujui. Terima kasih.)