Monday, May 08, 2023

Pelukan Ibu



Seharian seperti 'lumpuh' total, ngga ada minat untuk beraktivitas dan cuma menghabiskan waktu rebahan di kasur sampai kepala sakit karena kebanyakan tidur. Males banget beraktivitas karena bersedih dari semalam sebelumnya. Semoga tetangga kosan ga denger suara srot-srot tengah malem gegara ingus encer yang bikin mampet tiap kali nangis. Aku khawatir tetangga kosan terganggu, lalu aku takut mereka pindah gara-gara aku berisik. Aku udah berusaha supaya nangisnya ga bersuara, tetapi suara srot-srotnya ngga bisa tertahan. Semoga udah pada tidur pulas yaa, jadi ngga denger.

Kira-kira sekitar pukul 7 malam, aku tertidur. Dalam tidurku aku bermimpi sedang berada di lantai 2 bersama 2 keponakanku. Kira-kira sekitar pukul 10 malam, kita berada di sana. Mendengar suara bapak dan orang itu (yang aku malas menyebutkan namanya), aku dan keponakanku bergegas melompat dari lantai 2 ke halaman belakang. Berusaha supaya tidak diketahui bapak.

Aku menuju rumah kakak pertama, tetapi dua keponakanku belum juga muncul, ketika menoleh ke belakang, rupanya mereka melihat papanya pulang kerja. Melihat itu, aku pun berbalik, memutuskan untuk menginap di rumah mereka saja. Ternyata ketika berbalik ke halaman belakang, kakak-kakak sedang berkumpul makan-makan termasuk bapak dan orang itu. 

Aku juga melihat ibu berada diantaranya. Aku menghampirinya dan segera aku memeluknya, 

"Bu kenapa ya... bapak kok sekarang begitu semenjak menikah dengan orang itu?". 

Ibuku hanya diam dan tetap memelukku. Bapak menghampiriku seperti penuh emosi, dengan nada yang keras dan tinggi, menghakimi serta menyudutkanku karena tidak juga bisa menerima orang itu. Aku mengabaikannya, bapak kemudian pergi menjauh dari aku.

Entah apa yang terjadi, intinya aku meyakini bahwa apa yang dialami, tidak bisa aku kendalikan, situasi yang ada saat ini memang sudah begini jalannya. Serasa aku memasrahkan diri, menerima dengan apa yang terjadi, dan menyerah tentang bagaimana aku diperlakukan. Aku kembali memeluk ibu, karena bagaimana pun, aku sedang bersedih dan membutuhkan pelukan.

"Makasih ibu masih ada", dengan terisak aku mengucapkannya kepada ibu karena aku sangat tahu bahwa aku harus menyampaikan rasa terima kasih itu kepada ibuku di saat itu. Di mimpiku itu, dibuat situasinya bahwa ibu masih hidup membersamaiku. Aku berterima kasih karena ibu masih bertahan, meski aku tahu ibu sudah renta. Ibu memelukku makin erat. 

Kemudian aku terbangun sekitar pukul 9 malam. Hatiku senang karena mendapat pelukan ibu, tetapi kemudian bersedih lagi, karena menyadari bahwa ibu udah ngga ada, tidak seperti di mimpiku bagaimana aku menganggap ibu masih ada di situasi ini. 

Meskipun demikian, aku berterima kasih kepada Allah, betapa frustasinya aku dengan kehidupan ini dan hanya mengharapkan pelukan-Nya agar dapat menghapus kesedihanku. Aku berterima kasih karena Allah mengirim ibuku ke dalam mimpiku untuk memelukku, setelah hampir setahun aku tidak memimpikan ibu. 

Bagaimana Allah mengabulkan doaku dengan cara-Nya, perasaanku menjadi lebih lega, rasa sedihku perlahan terhapus, aku kembali memiliki semangat untuk melanjutkan hidup. Semoga bisa terus begitu. Untuk itu juga, aku ingin mengenang mimpi yang berharga ini di sini, agar aku tidak menyesal di masa depan jika aku melupakan detailnya. Semoga aku bisa terus mengingat ini. 

Terima kasih Allah, Tuhanku yang Maha Baik dan terima kasih juga ibu sudah datang kembali ke mimpiku. Aku merindukanmu :'
Posted on by Nurul Fajry Maulida | 2 comments

2 comments:

If you want to be notified that I've answered your comment, please leave your email address. Your comment will be moderated, it will appear after being approved. Thanks.
(Jika Anda ingin diberitahu bahwa saya telah menjawab komentar Anda, tolong berikan alamat email Anda. Komentar anda akan dimoderasi, akan muncul setelah disetujui. Terima kasih.)