Monday, July 30, 2012

30 Juli 2012


Frustrated

Comfortless

Depressed

Worried

Resentful

Distracted
 
...


Posted on by Nurul Fajry Maulida | No comments

Friday, July 20, 2012

Everytime I Realize this!


I realize that I only live in this world temporarily. I am here, because I am entrusted to my parents by Allah. There is no other purposes living in this world besides to worship and to do good deeds to others.

I realize that this life is not as simple as I was 5 years old, when I simply play with my friends, when every time I feel tired I take a rest, and when every time I feel hungry  I eat. I feel my life at that time was so simple. But, as time goes by, causing my age keep growing, until then I was going to elementery school, graduated from that, going to junior high school, graduated from that, going to senior high school, graduated from that, until now, going to university and I have known how to live in this world is too hard. Although I carry on whining as I was 5 years old, wishing capable to go back to my child life, it will never be granted. My age will keep growing until I have to return to God.

I realize how hard living in this world when everybody only thinks their own bussiness, when nobody cares to others, when I try to care to others but nobody cares to me. I felt at that time that this life was not fair, this life was so cruel, and this life had to be ended soon.

But, then I have realized, there is nothing wrong from this life, the mistake is from myself which ought to care to my own self, not the others. There is or there is nobody cares to me, I only have to believe that I don’t need cares from others, cares from my own self is enough. I only need to go back to my first purpose of my life that I have to care to others.
Posted on by Nurul Fajry Maulida | No comments

Dampak Ledakan Reaktor Nuklir terhadap Lingkungan (Peta Konsep)

Data Publikasi:
Kompasiana, 2011, Gempa 11 Maret Jepang dan Epidemi Penyakit, 26 Maret, 1 hlm.

6 November 2011, pk. 14.50.

  • Pembangunan PLTN: demi kemajuan peradaban? sebuah bunga rampai
  • Iwan Kurniawan, L.Wilardjo, Stanley, Mohammad Anung, Maria Pakpahan
  • Indonesia: Yayasan Obor
  • 440 hlm.
Peta Konsep:


(Untuk melihat peta konsepnya lebih jelas lagi atau agar dapat terbaca, klik saja gambarnya, lalu bisa dizoom)

Uraian Singkat Peta Konsep:

Kebocoran nuklir adalah dampak yang paling ditakutkan di balik manfaaat energi nuklir bagi manusia. Dalam catatan sejarah manusia terdapat kejadian kecelakan nuklir terbesar di dunia di antaranya adalah kecelakaan Chernobyl, Three Mile Island Amerika, dan mungkin di juga yang terjadi akhir-akhir ini yaitu di Fukushima Jepang. Dampak dari kebocoran nuklir tersebut berdasarkan lamanya akibat yang akan ditimbulkan olehnya dibedakan menjadi 3, yaitu dampak sesaat atau jangka pendek, dampak jangka menengah, dan dampak jangka panjang.

Dampak jangka pendek akibat radiasi tinggi di sekitar reaktor nuklir terdiri dari mual, muntah, diare, sakit kepala, dan demam. Hal tersebut dapat terjadi karena radiasinya yang berkekuatan 200 Rems dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan saluran usus.

Sedangkan pada dampak jangka menengah atau beberapa hari setelah paparan dari radiasi nuklir antara lain menyebabkan pusing, mata berkunang-kunang, disorientasi atau bingung menentukan arah, lemah, letih, dan tampak lesu, muntah darah, kerontokan dan kebotakan rambut, tekanan darah rendah, gangguan pembuluh darah, serta luka sulit untuk sembuh. Terkena radiasi lebih dari 200 Rems inilah yang menyebabkan rambut dapat menghilang dengan cepat sehingga menyebabkan kebotakan pada rambut.

Dampak jangka panjang dari radiasi nuklir umumnya justru dipicu oleh tingkat radiasi yang rendah sehingga tidak disadari dan tidak diantipasi hingga bertahun-tahun dapat menyebabkan kanker (terutama kanker kelenjar gondok), mutasi genetik, penuaan dini dan gangguan sistem saraf dan reproduksi.
Dampak lainnya yang dapat ditimbulkan dari kebocoran reaktor nuklir antara lain hujan asam dan berkurangnya jumlah spesies. Hal ini dapat terjadi karena adanya pencemaran yang ditimbulkan dari radiasi nuklir tersebut.

Spesies Terancam Punah (Peta Konsep)

Postingan ini juga merupakan salah  satu tugas yang diberikan oleh dosen MPKT B saya pada waktu semester 1. Seperti biasa, membuat LTM yang salah satu isinya harus membuat peta konsep. Pada kesempatan mengerjakan tugas LTM yang kedua ini, saya tidak mau membuat kesalahan kembali seperti pada pembuatan LTM yang sebelumnya, jika ingin mengetahui letak kesalahannya bisa klik di sini. Intinya sumber informasi yang saya dapatkan tidak lagi berasal dari buku SMA, setidaknya mendapatkan informasi dari website yang terpercaya sedikit lebih baik, hehe.

Data Publikasi:
Antaranews, 2011, Harimau sumatera tinggal 400 ekor saja, 29 September, 1 hlm.
http://www.antaranews.com/berita/277600/harimau-sumatera-tinggal-400-ekor-saja
23 Oktober, pk. 10.15
  • Melestarikan alam Indonesia
  • Supriatna J
  • Indonesia: Yayasan Obor
  • xx+482
Peta Konsep:


(Untuk melihat peta konsepnya lebih jelas lagi atau agar dapat terbaca, klik saja gambarnya, lalu bisa dizoom)

Uraian Singkat Peta Konsep:
Jumlah spesies di muka bumi sejak ratusan juta tahun yang lalu sampai saat ini terus mengalami perubahan. Hal ini dipengaruhi oleh bencana, kompleksitas topografi, faktor ketinggian, keragaman hidup, dan urbanisasi. Gangguan atau bencana yang biasanya menjadi penyebab akan hal itu misalnya kebakaran. Faktor ketinggian dapat menjadi penyebab terus berubahnya jumlah spesies di muka bumi karena kelimpahan spesies itu sendiri mengikuti gradien tempat atau jarak tertentu (gradien ekologi). Selanjutnya hubungan urbanisasi dengan perubahan tersebut adalah karena urbanisasi dapat menurunkan diversitas biologi (keanekaragaman hayati). Sedangkan kompleksitas topografi dan keragaman hidup dapat meningkatkan diversitas biologi.

Jumlah spesies yang terus menurun dapat menyebabkan spesies-spesies tersebut terancam punah. Beberapa hal yang menyebabkan spesies-spesies tersebut terancam punah antara lain gangguan atau penghilangan habitat, introduksi spesies, polusi, dan pembakaran hutan. Penghilangan habitat dapat menyebabkan spesies asli tidak dapat bertahan hidup sehingga lama kelamaan akan punah. Yang dimaksud dengan introduksi spesies adalah spesies yang yang berkembang di luar habitat (wilayah) aslinya akibat campur tangan manusia baik disengaja ataupun tidak. 

Spesies yang terancam punah dibedakan atau dikategorikan menjadi dua, yaitu spesies kritis (endangered species) dan spesies genting (threatened species). Spesies kritis adalah spesies yang terancam punah baik secara menyeluruh maupun sebagian dari sebaran populasinya. Sedangkan spesies genting adalah adalah spesies yang mempunyai kemungkinan tinggi untuk punah dalam waktu dekat.

Kedua jenis tersebut baik spesies kritis maupun kritis genting harus diselamatkan. Beberapa cara untuk menyelamatkan spesies-spesies yang terancam punah tersebut antara lain dengan melakukan konservasi habitat, mengontrol tanaman lokal di tempat yang sesuai, bergabung dengan organisasi lingkungan, dan dengan mendengarkan suara hati. Dengan melakukan konservasi habitat diharapkan spesies-spesies yang terancam punah tidak terganggu dengan adanya perburuan liar ataupun pembakaran hutan. Kita juga perlu menanam tanaman lokal pada tempatnya yang sesuai, dengan begitu, makhluk hidup yang lain yang terkait (misal: serangga lokal) juga tidak akan terancam punah. Bergabung dengan organisasi lingkungan dapat menjadi salah satu cara bagi orang yang ingin benar-benar bergerak dalam mengatasi masalah terus meningkatnya jumlah spesies yang terancam punah. Dari semua itu ada hal yang paling penting, yaitu kita harus mendengarkan suara hati kita, apabila kita katakan bahwa perbuatan itu salah maka jangan lakukan dan apabila kita katakan bahwa spesies-spesies yang terancam punah tersebut perlu bantuan maka sikap kita jangan tidak peduli, lakukan sesuatu untuk turut berkontribusi.

Tindakan penyelamatan spesies-spesies yang terancam punah tersebut memiliki tujuan yang dipertimbangkan berdasarkan pertimbangan nilai- nilai tertentu, seperti pertimbangan nilai ekologi, nilai moral, nilai rekreasi, nilai manfaat, nilai budaya, dan nilai estetika.

Persebaran Biogeografi Global (Peta Konsep)

Peta konsep yang ada di bawah ini sebenarnya merupakan tugas perkuliahan saya pada semester pertama, lebih tepatnya saya ditugaskan untuk membuat LTM yang sebenarnya tidak hanya berisi peta konsep saja, melainkan perlu juga mencantumkan data publikasi dan uraian singkat dari peta konsep yang dibuat.  Saya tidak pernah tahu berapa nilai yang saya dapatkan dari hasil mengerjakan tugas ini, sampai sekarang nilai-nilai tersebut masih menjadi misteri yang tau hanya dosen MPKT B dan Allah SWT. hahaha.

Baiklah, ada hal yang perlu diperhatikan. Kesalahan saya pada pembuat LTM ini ada pada data publikasinya. Saya menyadari, saya telah membuat kesalahan karena memilih buku geografi SMA sebagai buku panduan sebagai sumber informasi. Saya disindir secara tidak langsung oleh dosen saya tersebut, hahaha,katanya lain kali jangan menggunakan buku SMA sebagai sumber informasi, masih ada buku lain yang lebih dapat dipertanggung jawabkan. Dalam hati, saya pikir, "Loh, kenapa tidak boleh? Sebagai mahasiswa baru yang dulunya pernah menjadi siswa SMA, saya tidak meragukan kebenaran yang ada di buku-buku SMA dulu."

Tetapi kemudian saya menyadari, benar juga apa yang dikatakan oleh dosen, maksudnya itu bukan berarti buku-buku SMA itu benar, melainkan buku-buku SMA itu sendiri sebenarnya juga mengambil informasinya dari buku lainnya, seharusnya saya mencari lebih jauh dari buku-buku yang dijadikan sebagai daftar pustaka pada buku-buku SMA tersebut. 

Oke langsung saja pada isinya. Maaf ya, curhat dulu saya...
Tak apalah, blog sendiri ini. ^^V

Data Publikasi:
Geografi 2 Lingkungan Fisik dan Sosial SMA/MA, 2009, Persebaran Flora dan Fauna di Permukaan            Bumi, 1 Agustus, hlm. 5-15.
  • Geografi 2 Lingkungan Fisik dan Sosial SMA/MA
  • Sumardi, Siti Azizah Susilawati, dan Muhammad Amin Sumarhadi
  • Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
  • 162 hlm.
Peta Konsep:
 

(Untuk melihat peta konsepnya lebih jelas lagi atau agar dapat terbaca, klik saja gambarnya, lalu bisa dizoom)

Uraian Singkat Peta Konsep:
Beberapa daerah persebaran biogeografi global terdiri dari Australia, Oriental, dan Ethiopia. Ketiga daerah tersebut memiliki cakupan daerah persebaran, hewan, dan tumbuhan khasnya masing-masing.

Daerah persebaran biogeografi Australia meliputi wilayah Australia, Irian, Selandia Baru, dan kepulauan di Samudera Pasifik. Hewan Khas daerah tersebut terdiri dari hewan-hewan jenis monotremata dan mamalia berkantung. Contoh tumbuhan khasnya adalah pohon Eucalyptus.

Daerah persebaran biogeografi Oriental meliputi wilayah Asia bagian selatan pegunungan Himalaya, Sri Lanka, India, Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan semenanjung Melayu. Contoh hewan khas daerah tersebut adalah siamang, gajah, orang utan, badak, dan burung merak. Sedangkan contoh tumbuhan khasnya adalah palem dan rotan.
                        
Daerah persebaran biogeografi Ethiopia meliputi wilayah Afrika, Madagaskar, dan pulau-pulau di sekitar Afrika. Contoh hewan khasnya adalah singa, burung onta, zebra, gorila, dan kudanil. Sedangkan tumbuhan khasnya adalah pohon kurma dan papirus.

Thursday, July 19, 2012

Jamu: Persembahan Bangsa untuk Dunia


Seorang negarawan yang ahli mengatur dan menjalankan negara agar negara dan bangsanya dapat maju perlu juga untuk memperhatikan masalah-masalah kecil yang sepertinya kurang mendapat perhatian seperti tanaman-tanaman obat yang banyak tersebar di Indonesia. Bukan tidak mungkin, negara dan bangsa kita dapat maju apabila memberikan perhatian lebih pada hal ini karena negara kita memang kaya, Indonesia memiliki beragaman varietas tanaman khas yang berkhasiat sebagai obat yang sulit ditemukan di negara-negara lain, misalnya saja kunyit, kencur, dan temulawak. Dengan mengembangkan dan memanfaatkan salah satu kekayaan alam Indonesia tersebut, bukan hanya perekonomian negara Indonesia saja yang meningkat, tingkat kualitas kesehatan bangsa Indonesia pun dapat meningkat. 

Produk-produk jamu sebagai ramuan dari bahan-bahan alami yang khasiatnya tidak dapat diragukan sejak dulu perlu mendapat perhatian lebih dari negarawan saat ini. Suaranya kini mulai tenggelam akibat pesatnya persebaran obat-obatan modern yang tidak 100% merupakan hasil produksi dari Indonesia itu sendiri. Selain karena memang memproduksi obat-obatan modern secara besar-besaran lebih efektif dan efisien, kurangnya pamor jamu akhir-akhir ini karena sering munculnya berbagai kasus yang menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap khasiat jamu berkurang. Padahal, hal ini bukan karena secara ilmiah jamu tidak berkhasiat tetapi karena mulai banyaknya produsen-produsen jamu yang nakal yang berlaku curang agar mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang tidak dapat diremehkan tingkat pendidikannya. Sudah banyak perwakilan-perwakilan pelajar Indonesia yang mewakili negaranya kemudian memenangkan kompetisi-kompetisi tingkat internasional. Tidak hanya itu, Indonesia kini juga telah banyak menelurkan saintis-saintis luar biasa yang berkompeten. Oleh karena itu, dalam hal ini seorang negarawan juga harus mampu memanfaatkan tidak hanya sumber daya alamnya, melainkan sumber daya manusianya pula, karena jika bukan mereka maka siapa lagi yang dapat memanfaatkan dan mengembangkan sumber daya alam tersebut termasuk juga dalam hal memanfaatkan dan mengembangkan berbagai varietas tanaman obat khas Indonesia. 
Posted on by Nurul Fajry Maulida | No comments