Monday, January 21, 2013

Patient Counseling Competition (PCC)

Source: http://article.wn.com/view/2012/05/22/Patients_able_to_compare_treatment_by_GPs_online/
Patient Counseling Competition (PCC) adalah sebuah kompetisi yang menilai kemampuan peserta dalam memberikan konseling kepada pasien. Karena konseling ini merupakan salah satu bentuk pelayanan kefarmasian, maka yang biasanya menjadi peserta kompetisi ini adalah mahasiswa Farmasi dan Profesi (mungkin pesertanya bisa juga ditujukan untuk siswa Sekolah Menengah Farmasi dan sejenisnya--saya sendiri kurang mengetahui--tentunya kebijakan mengenai hal ini tergantung dari penyelenggara kompetisi)

Biasanya PCC ini terdiri dari 2 kategori, yaitu "Beginner" dan "Advance". Berdasarkan pengamatan saya, yang biasa mengikuti PCC kategori beginner adalah mahasiswa Farmasi S-1, sementara yang biasa mengikuti PCC kategori Advance adalah mahasiswa Profesi (Apoteker), namun tidak mesti begitu, terkadang ada juga mahasiswa S1 yang juga dapat berpartisipasi di kategori Advance. 
Sepertinya sebagaimana yang saya alami sebagai panitia, kalau tidak salah, pesertanya sendiri yang memilih untuk berpartisipasi pada kategori Beginner atau Advance, karena kita tahu bahwa peserta lebih mengetahui kemampuannya sendiri.

Perbedaan antara Beginner dan Advance, tidak jauh-jauh dari artinya sendiri dalam bahasa Indonesia yaitu  Beginner artinya pemula dan Advance artinya lebih maju. Beginner biasa diikuti oleh mahasiswa Farmasi yang baru mengenal bagaimana caranya memberikan pelayanan kefarmasian dalam bentuk konseling, sementara Advance biasa diikuti oleh mahasiswa Farmasi atau Profesi yang tidak hanya sekedar tahu caranya memberikan konseling tetapi tahu juga bagaimana mengatasi masalah pasien yang cukup rumit yang berkaitan dengan interaksi obat, dosis, dan lain sebagainya. 
Sebagai panitia PCC-nya, tentunya saya mengetahui bagaimana mekanisme kompetisinya. Jadi begini, peserta pada mulanya akan dikumpulkan di ruang tunggu, mengambil gilirian undian maju, lalu peserta pertama akan diarahkan LO (Liaison Officer) peserta ke ruang literatur. Untuk informasi saja, tugas dari LO adalah melayani peserta, menjawab pertanyaan yang dibingungkan oleh peserta terkait mekanisme kompetisi, dan mengarahkan ke tahap-tahap yang harus dilalui oleh peserta. Saya sendiri pada kesempatan yang lalu bertugas sebagai LO peserta.

Ruang literatur merupakan sebuah ruangan yang berisi literatur-literatur yang dibutuhkan oleh peserta dalam memecahkan resep yang nanti akan dibawa oleh pasien. Literatur-literatur umum yang biasa tersedia antara lain ISO (Informasi Spesialite Obat) dan MIMS (Medical Information Management System). Selain itu ada banyak literatur lainnya yang disedikan oleh panitia, seperti buku farmakologi, buku petunjuk patient counseling, buku interaksi obat, dsb. Sebenarnya hal ini tergantung dari penyelenggara kompetisi. Pada kompetisi yang saya bagian dari panitianya, peserta diperbolehkan membawa literaturnya sendiri yang lebih ia percayai. Biasanya waktu yang diberikan oleh panitia untuk peserta berada di ruang literatur adalah 10 menit. Setelah itu LO akan mengarahkan peserta ke ruang konseling di mana terdapat juri yang akan menilai kemampuannya. Biasanya waktu yang diberikan panitia untuk peserta berada di ruang konseling adalah 15 menit. 

Di ruang konseling, pertama kali peserta akan dihadapkan dengan pasien. Pasien tersebut akan memberikan resep dan data-data pendukung lainnya terkait dengan kesehatannya, misalnya saja data hasil laboraturium. 

Berdasarkan yang saya amati selama kompetisi, berikut adalah beberapa hal yang menjadi penilaian juri:

Berikut adalah contoh soal resep untuk Beginner dan Advance pada babak final:
Berikut ada beberapa tips yang bisa saya share setelah beberapa kali mengamati penilaian dari juri:
  1. Artikulasi, intonasi, dan volume suara. Juri memberikan nilai yang lebih tinggi untuk peserta yang memiliki artikulasi dan intonasi suara yang baik serta volume suara yang sesuai dan tegas.
  2. Mimik wajah. Berdasarkan pengamatan saya, peserta yang selalu tersenyum saat memberikan konseling kepada pasien, mendapatkan nilai yang lebih tinggi.
  3. Percaya diri
  4. Menguasai resep dengan baik
  5. Memberikan pertanyaan terbuka, bukan tertutup. Juri tidak suka dengan peserta yang memberikan pertanyaan tertutup sehingga respon pasien hanya bisa berupa jawaban "ya" atau "tidak". Sementara pertanyaan terbuka dapat memberikan kita banyak informasi dari pasien.
  6. Menyebutkan secara langsung nama pasien merupakan kesalahan fatal. Kita tidak boleh berkata begini: "Saya sedang berbicara dengan ibu Eni, benar?" yang seharusnya dikatakan adalah: "Saya sedang berbicara dengan Ibu siapa?" Karena penyebutkan nama pasien secara langsung terbukti sering membuat kesalahan pada penerimaan resep, pada praktiknya banyak orang yang memiliki nama sama sehingga memiliki kemungkinan salah memberikan resep kepada yang seharusnya menerimanya akibat namanya yang sama.
  7. Melakukan 22 poin yang ada di standar konseling sebagaimana yang sudah saya lampirkan di atas.
Semoga beberapa hal yang sudah saya paparkan mengenai Patient Counseling Competition dapat memberikan manfaat bagi pembaca sekalian. Kurang lebihnya mohon maaf. Terima kasih sudah berkunjung :)


0 comments:

Post a Comment

If you want to be notified that I've answered your comment, please leave your email address. Your comment will be moderated, it will appear after being approved. Thanks.
(Jika Anda ingin diberitahu bahwa saya telah menjawab komentar Anda, tolong berikan alamat email Anda. Komentar anda akan dimoderasi, akan muncul setelah disetujui. Terima kasih.)