Thursday, April 12, 2012

Beralih ke Energi Alternatif Butuh Waktu


Banyak orang yang tidak mengetahui alasan rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi atau ada juga beberapa yang tahu dan yang mungkin mereka tahu adalah bahwa hal ini dilakukan sebagai upaya pemerintah atas melambungnya harga minyak dunia. Sebenarnya dibalik itu, ada juga beberapa alasan lainnya. Berdasarkan data yang saya ambil dari setkab.go.id, alasan-alasan tersebut antara lain yang pertama, lebih berpihak pada si kecil karena berdasarkan data survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS, rata-rata rumah tangga kaya menikmati subsidi bensin 10 kali lipat lebih besar daripada rumah tangga miskin. Kedua, lebih hemat dan ramah lingkungan, karena pemangkasan subsidi membuat harga premiun dan solar menjadi wajar, dan akan mendorong masyarakat mengurangi penghematan BBM dan cenderung konversi ke sumber energi lain yang lebih bersih, terutama gas. Ketiga, lebih bermanfaat karena dana yang seharusnya habis untuk subsidi saja bisa dialihkan pemakaiannya untuk membiayai belanja lain yang lebih berguna bagi rakyat banyak. Keempat, lebih benar karena pemangkasan subsidi mengurangi dorongan untuk penyelewenangan dan penyelundupan. Kelimat, lebih awet karena efek positif pengurangan subsidi premium dan solar akan terasa dalam jangka waktu cukup lama akan meringankan beban negara pada tahun-tahun mendatang. Oleh karena itu, pengurangan subsidi untuk premium dan solar bukan semata-mata untuk menghemat anggaran.

Sebelum kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi ini benar-benar diberlakukan, sudah banyak media cetak maupun elektronik yang memberitakan mengenai demonstrasi menolak adanya rencana kenaikan harga BBM bersubsidi ini. Saya kira orang-orang yang melakukan demonstrasi ini, tidak mendapatkan informasi mengenai alasan kenaikan harga BBM bersubsidi ini secara utuh. Mereka dengan jelas menolak adanya kenaikan harga BBM bersubsidi dengan alasan bahwa kebijakan pemerintah tersebut tidak akan meningkatkan kesejahteraan rakyat, bahkan sebaliknya justru akan merugikan dan menambah beban rakyat. Mereka mengkhawatirkan, jika kenaikan harga BBM, pembatasan BBM bersubsidi, dan pencabutan subsidi berlaku dalam jangka panjang, maka hal ini justru akan lebih menguntungkan perusahaan minyak asing karena hal ini berarti rakyat dipaksa untuk beralih pada BBM nonsubsidi seperti pertamax. Padahal yang kita ketahui sebelumnya, dengan adanya rencana kenaikan harga BBM ini diharapkan negara kita dapat beralih ke energi yang lebih efektif, efisien, dan ramah lingkungan sehingga tidak perlu menggunakan BBM lagi.

Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, juga menyebutkan bahwa intinya, untuk melawan kenaikan harga BBM yang pernah, sedang, dan akan terus terjadi itu, tidak ada jalan terbaik kecuali memusuhi BBM itu sendiri. “Kita jadikan BBM musuh kita bersama. Kita demo BBM-nya ramai-ramai, bukan mendemo kenaikannya. Kalau setiap kenaikan BBM didemo, kita hanya akan terampil berdemo. Tapi kalau BBM-nya yang kita musuhi, kita akan lebih kreatif mencari jalan keluar bagi bangsa ini ke depan,” jelasnya. Selain itu, beliau berpendapat bahwa berpindah ke energi listrik bisa menjadi solusi yang terbaik. Mengenai teknologi menurutnya jelas tidak masalah, mengenai masalah harga, misalnya saja harga baterai litium, harganya memang masih mahal, tetapi jika produksinya dibuat massal, biayanya bisa menjadi turun drastis. Dan mengenai bagaimana caranya menciptakan kendaraan yang menggunakan listrik sebagai energinya, kita tidak perlu khawatir, karena LIPI sudah 10 tahun terakhir merintis penciptaan mobil dan motor listrik tersebut. Selain beralih ke energi listrik seharusnya negara kita juga sudah beralih ke energi matahari. Karena kita tahu bahwa letak geografis negara kita dilalui oleh garis khatulistiwa, sudah sepatutnya kita bisa menggunakan energi itu, dan seharusnya kita juga malu dengan negara-negara lain yang sudah terlebih dahlu bisa menggunakan energi mataharinya, meskipun intensitas cahaya matahari di sana tidak sebesar yang diterima di negara kita. 

Meskipun begitu, kenaikan harga BBM bersubsidi ini harus segera dilakukan. Karena juga menurut Jusuf Kalla (Mantan Wakil Presiden RI), hal ini merupakan konsekuensi dari perkembangan yang terjadi pada industri perminyakan dunia. Tidak ada cara lain yang bisa dilakukan dalam waktu yang mendesak seperti ini selain menaikkan harga BBM bersubsidi. Walaupun kita tahu bahwa beralih ke energi alternatif lain bisa menjadi solusi, namun konversi tersebut membutuhkan waktu dan proses yang lama seperti halnya ketika negara kita melakukan konversi dari minyak tanah ke gas LPG yang kita tahu pada awalnya ada begitu banyak keraguan, penolakan, bahkan hujatan hingga bisa sukses seperti sekarang ini. Oleh karena itu menurut saya, kenaikan harga BBM bersubsidi untuk sekarang ini sudah rasional dan cukup beralasan. Sementara itu, keinginan untuk beralih ke energi alternatif yang lebih efektif, efisien, dan ramah lingkungan, tetap bisa kita rencanakan sebagai antisipasi di masa mendatang, tinggal bagaimana kita sebagai mahasiswa bisa turut berkontribusi dengan terus menggali ilmu agar keinginan kita bersama untuk beralih ke energi-energi alternatif tersebut bisa segera terwujud.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mohon perhatiannya, bahwa saya hanya mempergunakan hak berbicara saja sebagai warga negara Indonesia. Apabila ada yang tidak berkenan, mohon maaf sebelumnya. Sekali lagi, saya hanya sekedar beropini~
Posted on by Nurul Fajry Maulida | No comments

0 comments:

Post a Comment

If you want to be notified that I've answered your comment, please leave your email address. Your comment will be moderated, it will appear after being approved. Thanks.
(Jika Anda ingin diberitahu bahwa saya telah menjawab komentar Anda, tolong berikan alamat email Anda. Komentar anda akan dimoderasi, akan muncul setelah disetujui. Terima kasih.)