Thursday, August 16, 2012

Cara Efektif Mengurangi Kemungkinan Terjadinya Banjir

Makalah ini saya buat dalam rangka memenuhi tugas MPKT-B ketika saya sedang berada di semester 1. Berikut adalah abstraknya:

ABSTRAK:

Nama                         : Nurul Fajry Maulida
Program Studi          : Farmasi
Judul                      : Cara-Cara dan Cara Efektif Mengurangi Kemungkinan Terjadinya Banjir di Jakarta

Makalah ini membahas mengenai cara-cara apa saja yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya banjir di Jakarta dan menentukan cara mana yang lebih efektif yang dapat dilakukan oleh setiap warga di Jakarta. Hasil studi pustaka memberikan informasi bahwa incineration, sanitary landfill, pembuatan kompos, daur ulang, berpartisipasi dalam gerakan “Tanam 1.000 pohon” dan “One Man One Tree” serta membuat LRB dapat mengurangi kemungkinan terjadinya banjir di Jakarta, dan cara efektif yang dapat dilakukan oleh setiap individu di Jakarta adalah pembuatan kompos, daur ulang, dan pembuatan LRB.

Kata Kunci   :
Incineration, sanitary landfill, kompos, LRB


ABSTRACT: 

Name                         : Nurul Fajry Maulida
Study Program          : Pharmacy
Title                     : The Ways and The Effective Ways to Reduce The Possibility of Flooding in Jakarta

This paper discusses about what kind of ways that we can do to reduce the possibility of flooding in Jakarta and decides what kind of ways that are more effective to be done by each citizen in Jakarta. The result of literature study gives information about incineration, sanitary landfill, composting, recycling, participating in “Tanam 1.000 Pohon” and “One Man One Tree” action, and LRB production can reduce the possibility of flooding in Jakarta, and the effective ways that can be done by each citizen in Jakarta are composting, recycling, and LRB production.

Key Words   :
Incineration, sanitary landfill, compost, LRB


Secara garis besar tulisan ini mencakup hal-hal berikut:
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1.4 Metode Pengumpulan Data

2. PEMBAHASAN
2.1 Terganggunya Saluran Air
      2.1.1 Sanitary Landfill
      2.1.2 Incineration
      2.1.3 Pembuatan Kompos
      2.1.4 Daur Ulang
2.2 Kurangnya Area Resapan Air
      2.2.1 Gerakan "Tanam 1.000 Pohon"
      2.2.2 Gerakan "One Man One Tree"
      2.2.3 Lubang Resapan Bioporo

3. PENUTUP
3.1Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR REFERENSI

________________________________________________________

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Angin musim barat merupakan angin yang basah sehingga membawa musim hujan/penghujan. Angin tersebut memengaruhi iklim di Jakarta pada sekitar bulan Desember sampai dengan Februari sehingga pada bulan-bulan tersebut Jakarta memasuki musim hujan. Cuaca buruk mungkin terjadi apabila angin laut pada siang hari di Jakarta  bertemu dengan angin musim tersebut karena angin laut tersebut juga cukup basah. Umumnya hujan terlebat terjadi pada bulan Januari dan Februari sehingga pada bulan-bulan tersebut sering terjadi banjir.

Hal-hal yang menyebabkan terjadinya banjir di Jakarta menurut berbagai sumber adalah sebagai berikut:
1) Menurut Fauzi Bowo 
    a. Hujan lebat di gunung
    b. Hujan lokal yang deras
    c. Naiknya permukaan air laut

2) Menurut SATLAK PB-P (Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi)
    a. Curah hujan dalam jangka waktu panjang
    b. Erosi tanah menyisakan batuan hingga tidak ada resapan air
    c. Buruknya penanganan sampah hingga sumber saluran-saluran air tersumbat
    d. Pembangunan tempat pemukiman di mana tanah kosong diubah menjadi jalan/tempat parkir hingga  daya serap air hujan tidak ada
    e. Bendungan dan saluran air rusak
    f. Keadaan tanah tertutup semen, paving atau aspal hingga tidak menyerap air
    g. Pembabatan hutan secara liar (illegal logging
    h. Di daerah bebatuan daya serap air sangat kurang mengakibatkan banjir kiriman atau banjir bandang

Dari beberapa hal yang telah dijabarkan tersebut, menurut saya hal paling besar penyebab terjadinya banjir di Jakarta ada dua hal, yaitu:
1) Terganggunya saluran air
2) Kurangnya area resapan air

1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan informasi mengenai cara-cara apa saja yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya banjir di Jakarta dan menentukan atau memilihkan cara apa yang efektif untuk mengurangi kemungkinan terjadinya banjir di Jakarta tersebut.

1.3 Manfaat

Makalah ini bermanfaat sebagai media informasi.

1.4 Metode Pengumpulan Data
Data-data yang ada dalam makalah ini, saya dapatkan dari hasil studi pustaka, dengan mendapatkannya dari berbagai sumber baik yang ada di perpustakaan maupun yang saya dapatkan dari hasil pencarian melalui internet.

PEMBAHASAN

2.1 Terganggunya saluran air
Banjir yang terus melanda Jakarta tiap tahunnya jelas terjadi karena memang kebanyakan saluran-saluran air yang ada di Jakarta tidak berfungsi dengan baik, terutama sungai. Hasil perhitungan terhadap nilai IKA (Indeks Kualitas Air) 83% sungai di Jakarta berada dalam kategori buruk. Sungai tersebut penuh dengan sampah, dengan berbagai alasan seperti salah satunya sedikit tersedianya tempat pembuangan sampah, sebagian warga Jakarta menjadi terbiasa membuang sampah ke dalam sungai. 

Gambar 2.1 Kali Pesing Jakarta Barat Penuh Sampah

Gambar 2.2 Sungai Hitam (Sunter), Serdang, Kemayoran, Jakarta Penuh Sampah

Padahal menurut saya, sepertinya warga tersebut juga sebenarnya tahu bahwa perbuatan yang mereka lakukan tersebut tidak baik bagi lingkungan dan saya rasa juga warga tersebut ingin berhenti melakukan perbuatan tersebut. Kalau memang salah satu alasan mereka melakukan perbuatan tersebut adalah karena sedikit tersedianya tempat pembuangan sampah, maka masalah ini jelas harus ditangani oleh pemerintah Jakarta dengan cara melakukan penambahan tempat pembuang sampah di berbagai lokasi.

Apabila masalah tersebut dapat diatasi, lalu kita perlu mencari tahu bagaimana caranya supaya sungai-sungai yang penuh sampah tersebut dapat berfungsi kembali. Tentunya sampah-sampah yang menumpuk tersebut perlu diolah supaya tidak lagi mengganggu aliran air sungai. Ada banyak cara untuk mengolah sampah tersebut di antaranya sanitary landfill dan incineration.

2.1.1 Sanitary Landfill
Sanitary Landfill adalah salah satu cara metode pembuangan akhir limbah dengan teknik tertentu sehingga tidak menimbulkan pencemaran dan membahayakan kesehatan. Pada sistem sanitary landfill ini, sampah diangkut dan dibuang ke parit, legok/lereng kemudian ditimbun dengan lapisan tanah serta dipadatkan. Penimbunan terdiri atas lapisan sampah dan timbunan tanah yang mempunyai ketebalan tertentu.1

Metode ini hampir sama dengan pemupukkan, tetapi cekungan yang telah penuh terisi sampah ditutupi tanah, namun cara ini memerlukan area khusus yang sangat luas.

Secara umum sanitary landfill terdiri atas 5 elemen sebagai berikut:
1) Lining System, beguna untuk mencegah atau mengurangi kebocoran leachate (lindi). Lindi adalah air hasil degradasi dari sampah dan dapat menimbulkan pencemaran apabila tidak diolah terlebih dahulu sebelum di buang ke lingkungan.

2) Leachate Collection System, dibuat di atas lining system dan berguna untuk mengumpulkan lindi dan memompa keluar sebelum lindi menggenang di lining system yang akhirnya akan menyerap ke dalam tanah. Lindi dipompa keluar melalui sumur yang disebut leachate extraction system.

3) Cover/cap system, berguna untuk mengurangi cairan akibat hujan yang masuk ke dalam landfill. Dengan berkurangnya cairan yang masuk akan mengurangi lindi.

4) Gas Ventilation System, berguna untuk mengendalikan aliran dan konsentrasi di dalam dengan demikian mengurangi risiko gas mengalir di dalam tanah tanpa terkendali yang akhirnya dapat menimbulkan ledakan.

5) Monitoring System, bisa dibuat di dalam atau di luar landfill sebagai peringatan dini kalau terjadi kebocoran atau bahaya kontaminasi di lingkungan sekitar.

Footnote:
1 Indira Kuspita.2004. Pengembangan Model Aliran Air Tanah untuk Situasi Tipikal                        
  pada Lapisan di dalam Timbunan Sanitary Landfill

Jadi secara ringkas, cara mengolah sampah dengan metode sanitary landfill tersebut adalah dengan membuat cekungan besar, kemudian diisi oleh sampah-sampah tersebut, setelah itu ditutup dengan tanah, serta melengkapinya dengan kelima elemen tersebut sehingga proses pengolahan dapat berjalan dengan baik.

Gambar 2.3 Sanitary Landfill

Aktivitas biologi yang terjadi pada sanitary landfill adalah proses dekomposi secara aerob maupun anaerob. Saat pertama kali kita melakukan pengisian di dalam cekungan, proses dekomposisi yang terjadi adalah secara aerob. Setelah komponen oksigen tersebut dikonsumsi oleh dekomposer, maka proses dekomposisi yang terjadi kemudian adalah secara anaerob. Dalam sanitary landfill ini, proses dekomposisi secara aerob berlangsung lebih cepat dibandingkan secara anaerob. Hasil dekomposisi aerob adalah asam dan alkohol, sedangkan hasil dekomposisi anaerob adalah hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida inilah yang dapat menyebabkan ledakan apabila tidak adanya elemen gas ventilation system.

2.1.2 Incineration
Pengolahan sampah dengan metode ini hanya dapat dilakukan pada sampah yang dapat terbakar habis. Lokasi pengolahan sampah dengan metode ini harus diusahakan jauh dari pemukiman penduduk untuk menghindari pencemaran asap, bau, dan kebakaran.

Gambar 2.4 Incinerator

Cara mengolah sampah dengan metode incineration adalah sebagai berikut:

1)      Sampah kering maupun basah dimasukkan ke dalam ruang bakar melalui pintu masuk
2)      Pintu masuk ditutup dan sampah dibakar dengan burner sampai mencapai suhu antara 6.000oC-12.000oC
3)    Pada proses ini akan menimbulkan asap hitam yang pada akhirnya keluar setelah melewati celah dan menghasilkan asap putih.
4)      Sebelum keluar dari cerobong asap putih ini disemprot dengan air bersih
5)      Asap putih yang disemprot akan keluar menjadi uap air melalui cerobong

Menurut George Tchobanoglous dalam bukunya yang berjudul “Solid Waste” mengatakan bahwa yang dinamakan sampah adalah semua barang atau material sisa yang timbul dari aktivitas industri, manusia dan hewan, yang berbentuk padat, liquid dan gas, dan telah dibuang sebagai sesuatu yang tidak berguna atau dikehendaki lagi. Namun menurut saya, dan semua orang juga tahu bahwa sesuatu yang tidak berguna tersebut dapat diubah menjadi sesuatu yang berguna seperti kompos atau hasil kerajinan tangan. Jadi menurut saya, ada baiknya kepada setiap warga untuk mengurangi produksi sampah rumah tangganya dengan cara melakukan pembuatan kompos dan daur ulang, tidak hanya mengurangi adanya penumpukkan sampah tetapi bermanfaat dan juga bernilai ekonomis.

2.1.3 Pembuatan Kompos
Peneliti dan ahli lingkungan Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) Henky Sutanto mengatakan bahwa sampah rumah tangga bisa diubah menjadi kompos yang berguna untuk tumbuh-tumbuhan di pekarangan rumah sendiri. Cara membuatnya sederhana, dengan memisahkan sampah basah (organik) seperti bekas makanan dan minuman sehari-hari dan sampah kering (anorganik) seperti kaleng, plastik, dan kertas, kemudian sampah basah tersebut ditumpuk dalam sebuah lubang kecil di pekarangan rumah. Dalam jangka waktu tertentu bagian paling bawah dalam tumpukkan tersebut bisa diangkat kemudian ditebarkan ke tanaman sebagai pupuk kompos.2

2.1.4 Daur Ulang
Sampah organik bisa diolah menjadi kompos, agar sampah anorganik tidak terbuang begitu saja, sebagian orang berinisiatif untuk mendaur ulang sampah tersebut menjadi suatu hasil kerajinan yang dapat dimanfaaatkan lagi, misalnya seperti tas. Di bawah ini ada sebuah gambar sebgai salah satu hasil kerajinan yang dibuat dari sampah anorganik tersebut. Mengenai bagaimana cara membuat kerajinan tersebut saya kurang mengetahui, semoga saja hal ini bisa menjadi inspirasi untuk orang lain yang memiliki rasa peduli terhadap lingkungannya.

Gambar 2.5 Tas Hasil Kerajinan dari Sampah Anorganik

Footnote:
2 Ade Supriatna. 2007. Tata Cara Pemusnahan Sampah: Analisis Alternatif Pengelolaan                 
  Sampah untuk Mengurangi Beban Penumpukkan Sampah TPA Bantar Gebang. hlm. 24

2.2 Kurangnya Area Resapan Air
Perkembangan ekonomi dan pertumbuhan penduduk di Jakarta menyebabkan permintaan akan pelayanan dan prasarana perkotaan meningkat, seperti pembangunan jalan raya, penyediaan kawasan pemukiman dan pusat pelayanan umum seperti tempat-tempat perdagangan, perkantoran, rumah sakit, sekolah dan lain-lain. Hal ini akan mengubah sifat permukaan tanah yang sebelumnya dapat meresapkan air menjadi sukar atau tidak dapat meresapkan air sehingga air hujan yang turun tergenang di atas permukaan tanah dan apabila volume genangannya meningkat dapat menyebabkan terjadinya banjir.3

Menurut saya, seharusnya dengan adanya Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Jakarta, dapat mengurangi kemungkinan terjadinya banjir, karena dengan adanya RTH itulah air hujan yang turun bisa terserap dengan baik sehingga tidak tergenang di atas permukaan tanah. Namun kenyataannya, berdasarkan sumber dari Dinas Tata Kota DKI Jakarta, sampai tahun 2000 tercatat sebanyak 34 lokasi SPBU di Jakarta menggunakan lahan tanaman dan jalur hijau pengaman jalan seluar 53,6 Ha. Konversi RTH pertamanan untuk sektor lain juga terjadi pada 250 lokasi lain atau seluas 106 Ha. RTH telah beralih fungsi untuk bangunan pelayanan kesehatan, pos keamanan, sekolah dan kepentingan sosial lainnya sehingga menurunkan jumlah dan fungsi RTH pertamanan yang ada di Jakarta.
Tabel 2.1 Lokasi dan Jumlah RTH yang Digunakan untuk SPBU dan Fungsi Lain di DKI Jakarta
(hingga tahun 2000)


 
Dengan menurunnya jumlah dan fungsi RTH pertamanan yang ada di Jakarta tersebut, tindakan yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan kembali jumlah RTH adalah dengan melakukan penanaman pohon di berbagai area sehingga dengan begitu area resapan air juga meningkat dan kemungkinan terjadinya banjir di Jakarta dapat berkurang.

Akhir-akhir ini program lingkungan mengenai penanaman pohon sudah banyak bermunculan seperti “Tanam 1.000 Pohon” dan “One Man One Three”. 

Footnote:
3 Ruswan Rasul. 2005. Peranserta Masyarakat dalam Pengelolaan Limpasan Hujan di              
  Kawasan Perkotaan
2.2.1 Gerakan "Tanam 1.000 Pohon"
Sudah banyak lembaga atau perusahaan yang turut berkontribusi dalam gerakan tanam 1.000 pohon tersebut. Berikut adalah beberapa perusahaan yang telah melakukan gerakan tanam 1.000 pohon di Jakarta.

1)  Intercontinental Jakarta Midplaza bekerja sama dengan Yayasan Tanam Pohon dan Lippo Cikarang menggelar acara “Menanam 1.000 Pohon” pada hari Rabu, 23 November 2011 di Lippo Cikarang.
2)      PT Astra Autopart menanam 1.000 Pohon di Kelapa Gading Jakarta Utara.

Gambar 2.6 PT Astra Autopart Tanam 1000 Pohon di Kelapa Gading

3)  Allianz Indonesia bersama PT Jababeka TBK melakukan penanaman 1.000 pohon Trambesi di kawasanIndustri Jababeka pada hari Senin tanggal 21 November 2011.
4) Jasa Marga dan Trisakti menanam 1.000 pohon di Jagorawi pada hari Minggu tanggal 21 November2010.

Gambar 2.7 Jasa Marga dan Trisakti menanam 1.000 pohon di Jagorawi

2.2.2 Gerakan "One Man One Tree"
Gerakan “One Man One Three” pada awalnya merupakan gerakan penanaman pohon yang diselenggarakan oleh Departemen Kehutanan. Kegiatan penanaman serentak secara nasional dimulai sejak tahun 2007 dengan target 79 juta pohon dan realisasinya sekitar 86,9 juta pohon. Kemudian pada tahun berikutnya yaitu tahun 2008 ditargetkan 100 juta pohon dan terealisasi 109 juta pohon. Dan untuk tahun 2009 pemerintah menargetkan penanaman pohon sekitar 230 juta pohon, hampir sama besarnya dengan jumlah penduduk yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, untuk merealisasikan hal tersebut diperlukan gerakan “One Man One Tree”. Gerakan ini sangat memerlukan partisipasi semua masyarakat yang ada di Indonesia termasuk yang ada di Jakarta. 

Kedua gerakan penanaman pohon tersebut memang jelas dapat meningkatkan area resapan air di Jakarta sehingga dapat pula mengurangi kemungkinan terjadinya banjir. Sebagai tambahan, perlu diketahui bahwa baru-baru ini telah ditemukan teknologi baru yang dapat meningkatkan daya resapan air dan menurut penemunya dapat dijadikan sebagai salah satu solusi untuk mencegah banjir, teknologi tersebut adalah teknologi LRB (Lubang Resapan Biopori).

2.2.3 Lubang Resapan Biopori
Pengertian biopori berdasarkan sumber media elektronik resmi dari penemunya yaitu www.biopori.com, biopori adalah lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai aktivitas organisme di dalamnya, seperti cacing, perakaran tanaman, rayap dan fauna tanah lainnya. Lubang-lubang yang terbentuk akan terisi udara, dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah.

Gambar 2.8 Foto Mikroskop elektron dari lubang cacing dan akar pada matriks Tanah (dalam lingkaran kuning)

Gambar tersebut menunjukkan foto melalui mikroskop elekron yang menggambarkan dua buah lubang yang terbentuk oleh cacing (pada lingkaran kuning bagian atas) dan lubang yang terbentuk oleh aktifitas akar tanaman (pada lingkaran kuning bagian bawah). 

Ide dari penemuan teknologi LRB ini adalah membuat lubang-lubang seperti yang ada di dalam gambar di atas dalam jumlah banyak sehingga banyak pula air di permukaan tanah yang teresap ke dalam tanah. Penemuan teknologi LRB ini ditemukan oleh Ir. Kamir Raziudin Brata, M.Sc. seorang dosen dari Institut Pertanian Bogor (IPB).

Gambar 2.9 Penemu Teknologi LRB, Ir. Kamir Raziudin Brata, M.Sc.

Cara pembuatan LRB cukup mudah, hanya dengan membuat lubang menggunakan alat seperti yang dipegang oleh pak Kamir pada gambar di atas, dengan diameter sekitar 10 cm, dan kedalaman tanah sekitar 1 m, kemudian lubang tersebut diisi dengan sampah-sampah organik, setelah itu ditutup kembali dengan tanah

Gambar 2.10 Lubang Resapan Biopori


PENUTUP
 
3.1 Kesimpulan
Hal yang menyebabkan terjadinya banjir di Jakarta adalah terganggunya saluran air dan kurangnya area resapan air. Saluran air di sini, khususnya sungai yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya karena penuh dengan sampah, oleh karena itu, penumpukkan sampah perlu diatasi di antaranya dengan cara sanitary landfill dan incineration. Selain itu warga Jakarta juga perlu mengolah sampah rumah tangganya dengan cara melakukan pembuatan kompos atau daur ulang sehingga produksi sampah rumah tangga dapat dikurangi dan juga dapat mengurangi adanya penumpukkan sampah. Kemudian untuk hal kurangnya area resapan air, akhir-akhir ini sedang digalakkan gerakan-gerakan penanaman pohon seperti gerakan “Tanam 1.000 Pohon” dan “One Man One Tree” sehingga dengan terealisasikannya target penanaman pohon tersebut, area resapan air di Jakarta dapat meningkat, selain itu untuk meningkatkan daya resapan air dapat menggunakan teknologi LRB.

Jadi, menurut saya, secara tidak langsung cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya banjir di Jakarta di antaranya adalah dengan metode sanitary landfill, incineration, pembuatan kompos, daur ulang, berpartisipasi dalam gerakan “Tanam 1.000 pohon” dan “One Man One Tree” serta membuat LRB. Dan dalam makalah ini saya tentukan atau saya pilihkan dari cara-cara yang telah saya jabarkan di atas, cara efektif yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya banjir di Jakarta yaitu dengan cara melakukan pembuatan kompos, daur ulang, dan pembuatan LRB. Karena menurut saya, yang dimaksud dengan cara efektif adalah cara yang dapat dilakukan oleh setiap warga Jakarta dengan segera tanpa perlu menunggu tindakan dari pemerintah ataupun gerakan lingkungan yang dibuat oleh perusahaan atau lembaga tertentu. Menurut saya, hanya dengan membiasakan diri membuat kompos dan mendaur ulang sampah serta membuat LRB sudah cukup untuk mengurangi kemungkinan terjadinya banjir di Jakarta.

3.2 Saran
Saya menyarankan kepada semua warga Jakarta untuk berpartisipasi aktif dalam setiap upaya-upaya untuk mengurangi kemungkinan terjadinya banjir karena manfaatnya untuk kita juga, untuk generasi saat ini, dan generasi yang akan datang. 

DAFTAR REFERENSI
Akhmad, Chairul. 2011. Ini Dia Penyebab Banjir Jakarta, 2 Desember.             http://www.republika.co.id/berita/regional/jabodetabek/11/12/02/lvkhlw-ini-dia-penyebab-banjir-jakarta

Anasta. 2010. Jasa Marga dan Trisakti Tanam 1000 pohon di Jagorawi.             http://www.jasamarga.com/id_/berita/item/122-jasa-marga-dan-trisakti-tanam-1000-pohon-di-jagorawi.html

Anisa.1995. Awan dan Distribusi Hujan di Jakarta dan Bogor. Depok

Arie. 2010. PT Astra Autopart Tanam 1000 Pohon di Kelapa Gading, 18 Februari. http://www.igading.com/?link=news&value=319

Biopori TM. Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan. http://www.biopori.com/

Dod. 2011. Gerakan 1000 Pohon Untuk Masa Depan Dari Intercontinental Jakarta. http://www.rileks.com/details/1210/gerakan-1000-pohon-untuk-masa-depan-dari-intercontinental-jakarta

Hendrawan, Diana. Kualitas Air Sungai dan Situ di DKI Jakartahttp://journal.ui.ac.id/?hal=detailArtikel&q=201

Husin. 2001. Koordinasi Kelembagaan dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau. Depok

Kristian, Jhoni. 2011. Kali Pesing Jakarta Barat Penuh Sampah, 14 September.             http://www.mediaindonesia.com/foto/12278/Kali-Pesing-Jakarta-Barat-Penuh-Sampah

Nizar, Chairil. Sistem Sanitary Landfill. http://www.ilmusipil.com/sistem-sanitary-landfill

Octavianus, Fanny. 2011. Sampah Sungai Jakarta, 18 April. http://www.mediaindonesia.com/foto/9842/Sampah-Sungai-Jakarta#

Rasul, Ruswan. 2005. Peranserta Masyarakat dalam Pengelolaan Limpasan Hujan di Kawasan Perkotaan. Depok


Supriatna, Ade. 2007. Tata Cara Pemusnahan Sampah: Analisis Alternatif  Pengelolaan Sampah untuk Mengurangi Beban Penumpukkan Sampah    TPA Bantar Gebang. Depok

Tchobanoglous, George. 1977. Solid Waste. McGrau Hill

0 comments:

Post a Comment

If you want to be notified that I've answered your comment, please leave your email address. Your comment will be moderated, it will appear after being approved. Thanks.
(Jika Anda ingin diberitahu bahwa saya telah menjawab komentar Anda, tolong berikan alamat email Anda. Komentar anda akan dimoderasi, akan muncul setelah disetujui. Terima kasih.)