Friday, September 13, 2013

Catatan Kimia Medisinal #1

Akhirnya di semester ke5 ini bertemu dengan kimia medisinal. Sebuah mata kuliah yang akan Alhamdulillah banget kalau bisa lancar perkuliahannya. Di awal, dosen memberikan penjelasan terkait apa saja yang akan dipelajari dalam 2 bulan sebelum uts ini, karena setelah uts, dosennya beda lagi.

Dalam 2 bulan ini, akan banyak dibahas terkait ADME (Absorpsi, Distribusi, Metabolisme, dan Ekskresi), kemudian dibahas terkait antibiotik, autoimun, hormon dan obat KB, SSO, dan perangsang SSP (Sistem Saraf Pusat). 

Kalau kata dosen, mata kuliah kimia medisinal ini bisa dibilang cukup baru, karena sebelum-sebelumnya yang dipelajari oleh mahasiswa adalah kimia farmasi yang sebenarnya juga mencakup kimia medisinal, selain itu juga terkait analisis obat dan sintesis obat. Namun katanya kita hanya mempelajari kimia medisinal saja. 

Kimia medisinal merupakan ilmu yang mempelajari penemuan dan pengembangan obat. Jadi, misalnya saja terdapat suatu penemuan bahan herbal yang berkhasiat terhadap suatu penyakit. Senyawa zat aktifnya kemudian diisolasi, diidentifikasi komponen zat aktifnya, dan didapatkan strukturnya melalui spektrum MS dan HNMR.

Ketika ditemukan suatu bahan alam yang kemudian telah diketahui strukturnya, dapat dikembangkan karakteristiknya, misalnya agar lebih berpotensi. Pengembangan terkait hal ini biasanya menyentuh struktur kimia zat aktif tersebut, misalnya dengan mengganti gugus fungsi dengan gugus fungsi yang lain, kemudian dicari tahu bagaimana hasilnya apakah sesuai dengan tujuan atau justru ditemukan obat baru. Contohnya salisin yang ditemukan dari tanaman salix yang berkhasiat sebagai analgesik, ketika gugus fungsinya diubah ternyata berubah pula khasiatnya.



Terkait ADME, khususnya absorpsi, obat dapat diserap apabila dalam bentuk molekul, bukan dalam bentuk ionnya. Karena kita tahu bahwa membran biologis bersifat nonpolar, sehingga hanya akan mampu ditembus oleh yang sifatnya nonpolar juga seperti molekul (tidak bermuatan).

Kemudian ketika obat didistribusi, sebelum ke reseptor, obat dapat berikatan terlebih dahulu dengan protein plasma membuat ikatan drug-protein binding.

Agar obat dapat bisa sampai ke reseptor terdapat 3 fase yang menentukan, yaitu:
  1. Fase farmasetik, terkait bagaimana bentuk sediaannya, kemampuan disintegrasi, dan disolusinya.
  2. Fase farmakokinetik, terkait ADME.
  3. Fase farmadinamik, terkait efek terapi dan toksiknya.
Demikian yang bisa saya sampaikan, tidak terlalu banyak materi yang bisa disampaikan, karena saya mencatatnya juga tidak terlalu banyak. Maaf apabila terdapat kekurangan. Semoga bermanfaat. Terima kasih sudah berkunjung :)

2 comments:

  1. Thank you. Blogmu menurutku sudah menambah sedikit wawasanku tentang kimia medisinal. Tetap terus menulis ya. Semangat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank you very muuuuch for your appreciation and support :D

      Delete

If you want to be notified that I've answered your comment, please leave your email address. Your comment will be moderated, it will appear after being approved. Thanks.
(Jika Anda ingin diberitahu bahwa saya telah menjawab komentar Anda, tolong berikan alamat email Anda. Komentar anda akan dimoderasi, akan muncul setelah disetujui. Terima kasih.)