Sunday, May 14, 2023

Wisata Alam ke Kawah Gunung: Tangkuban Perahu Baru Pertama Kali

Suka banget dengan pemandangan alam karena energi positifnya yang berasa, pas banget buat healing tiap kali pikiran kusut serta penuh energi negatif. Rasanya itu seperti terobati, tetapi beda cerita kalau abis healing terus stres lagi ya wkwkwk. 

Kalau bukan kebun bunga, hutan, danau, sawah, pantai, perginya ke kawah gunung. Aku belum pernah sama sekali ke kawah Tangkuban Perahu, seumur-umur kalau ke kawah seringnya ke kawah putih Ciwidey yang bahkan sampai 3 kali aku ke sana. Pernah juga sekali ke kawah Talaga Bodas di Garut. 

Setiap kawah punya keanggunannya sendiri. Kawah putih Ciwidey, dikelilingi dengan pohon-pohon mati tinggal batang kering yang kurasa sisa-sisa terbakar akibat letusan gunung di masa lalu. Meski nasib pohon tersebut menyedihkan tetapi justru menyatu dengan indah bersama dengan kawah tersebut, serius indah banget, cuma di Ciwidey ada pemandangan ini, sampai jadi langganan tempat photoshoot pre-wedding. Maapin ga simpan fotonya dengan baik, terakhir ke sana sekitar 2018.

Kalau Talaga Bodas, kawah yang menurut aku paling luas dibanding dengan kawah putih Ciwidey dan Tangkuban Perahu (entah secara data bagaimana ya, ini cuma sepenglihatanku aja), serta paling sepi. Aku suka sih sepinya ini, jadi bisa berlama-lama menikmati keindahannya, karena bagiku alam itu untuk dinikmati bukan hanya sekedar difoto. Kalau di Ciwidey dan di Tangkuban Perahu, rame banget, dan taulah ya kalau rame tuh malah bikin pusing, jadi ga bisa lama. 


Karena sepi, bahkan sampai ada yang buka tenda di sana, tetapi aku ragu dengan bau belerangnya. Kok bisa ya mereka sampai bermalam di sana. Aku cuma takut keracunan aja.


Kawah Tangkuban Perahu ini adalah yang paling ramai. Cerita lamanya juga yang paling populer, mungkin karena ini juga banyak orang berkunjung. Cerita tentang Sangkuriang yang melamar seorang gadis cantik yang ternyata ibunya, lalu ibunya mensyaratkannya untuk membuatkan perahu, melihat perahu akan dapat selesai dibuat, ibunya menggagalkannya sehingga Sangkuriang marah sampai menendang perahunya hingga terbalik yang kini menjadi gunung yang disebut Tangkuban Perahu.

Jujur kupikir Tangkuban Perahu itu wisata yang dilihat adalah pemandangan gunung yang menyerupai perahu terbaliknya, ternyata wisatanya berupa wisata kawah ya, aku baru tau saat ini wkwkwk. 

Kawahnya ada di cekungan yang cukup dalam, jadi dilihat dari atas yang dibatasi dengan pagar-pagar kokoh yang dibangun. Beda dengan Ciwidey dan Talaga Bodas yang kita bisa 'menyentuh' kawah secara dekat, kawah di Tangkuban Perahu ini hanya bisa dilihat dari jauh. Jelas karena di dataran tinggi ya, pergi siang-siang pun tetep adem dan sejuk. 





Pemandangannya paling jelas terlihat di siang hari atau di setiap kabut belum turun. Jadi kalau mau foto-foto bagusnya sebelum kabutnya turun. Tetapi kalau memilih untuk menikmati udaranya, paling enak justru pas kabutnya turun, karena paling sejuk jadi betah berlama-lama. Meskipun demikian, tetap ya ramainya bikin ga nyaman juga, ga cuma ramai pengunjung tapi juga ramai orang jualan yang menghampiri langsung. Aku paling ga suka sama yang jualannya nyamper-nyamperin gitu, mending diem aja gitu di toko kan lebih anteng wkwk. Mau menikmati alam kan jadi terganggu. 

Paling anteng emang di Talaga Bodas, ga ada orang jualan sama sekali yang lalu lalang, semuanya anteng di toko-toko yang berjejer. 

Ngomong-ngomong soal orang yang jualan ya, jangan kaget kalo baru sampai, langsung disamperin, dan ditawarin untuk motoin, sambil nunjukkin kartu anggotanya, katanya memang tugas mereka untuk membantu foto-foto, jadi ngga perlu dibayar. Udah feeling juga sih, pasti nanti ujung-ujungnya disuruh beli, meskipun bilangnya ga maksa beli, tapi ga enak juga akhirnya kalo ngga beli. Lumayanlah, banyak juga foto-foto yang diambilin. Barang yang dijual ada gantungan kunci, gelang, serta kalung dari batu yang diproses dari batu-batu kawah, bagus juga sih barang-barangnya, dan harus ditawar, karena kalo ngga mahal gilaa. 

Khasnya kawah itu ya bau belerang, jadi jangan lupa bawa masker yaa, meskipun ngga menutupi baunya secara penuh, ya better daripada ngga pake masker. Terus kalau ke kawah Tangkuban Perahu, bisa bawa mobil langsung ke atas dan tersedia parkiran yang rapi dan diatur sama pengelola. 

Beda dengan di Ciwidey, kita cuma bisa parkir dulu di bawah, lalu naik dengan angkutan khusus yang disediakan, kayaknya bisa aja sih bawa mobil pribadi, cuma asli curam dan bikin jantungan banget, jadi lebih baik naik angkutan dengan sopir yang udah pengalaman aja. 

Sementara di Talaga Bodas, mobil juga diparkir di bawah, untuk naik ke atas lebih enak dengan ojek motor yang udah stand by di sana. Mobil juga bisa cuma jarang ada yang bawa langsung. Lagi-lagi karena soal akses jalannya yang cukup sulit ya. 

Di Tangkuban Perahu, juga banyak yang jualan strawberry. Asli suka bangettttt, manisnya itu loh berasa. Kalau beli online, aku ga pernah dapat strawberry yang manis, beli di toko buah pinggir jalan juga sama, asem banget. Kalau ke sana lagi, wajib beli strawberrynya lagi!

Kira-kira begitu ya pengalaman trip ke kawah gunung, semoga informasinya bermanfaat, mohon maaf kalau ada kesahalan. Selamat berlibur! Terima kasih sudah berkunjung ^^

0 comments:

Post a Comment

If you want to be notified that I've answered your comment, please leave your email address. Your comment will be moderated, it will appear after being approved. Thanks.
(Jika Anda ingin diberitahu bahwa saya telah menjawab komentar Anda, tolong berikan alamat email Anda. Komentar anda akan dimoderasi, akan muncul setelah disetujui. Terima kasih.)