Sunday, January 29, 2023

Penanganan Yang Aku Lakukan Ketika Diare

Waktu itu kebetulan hari Senin ketika sedang cuti bersama, jadi ngga berangkat bekerja. Padahal malamnya baik-baik aja, ngga ngerasa ada gejala gimana-gimana. Eh bangun-bangun badan ga enak banget, rasa mual dan perut ngga enak. 

Duh, diare nih kayaknya, frekuensi BAB (Buang Air Besar) tentu meningkat. Badan tuh lemes banget rasanya, sambil berbaring di kasur sempat terbesit di pikiran, apakah ini sudah waktunya aku bertemu ibu yaa, tapi kok ga ada malaikat maut yang jemput. Rasanya udah ga kuat kayak mau mati.

FYI, diare itu ga bisa disepelekan karena risikonya yang mengancam jiwa (life-threatening disease). Kenapa bisa mengancam jiwa? Karena ketika mengalami diare, BAB terjadi secara sering, akan terjadi kehilangan banyak cairan dan elektrolit. Dan ketika banyak cairan kebuang, maka volume darah akan menurun. Kalau volumenya menurun, oksigen akan kekurangan transportasi untuk dibawa ke sel-sel yang membutuhkan. Kalau sel-selnya kekurangan oksigen, otomatis akan rusak, sel yang rusak selanjutnya memicu kerusakan organ, dan seterusnya sampai yang paling fatal menghentikan jantung. Ya kalau jantung sudah berhenti, artinya sudah tidak ada kehidupan [1,2]. 

Diare terdengar penyakit yang ringan untuk saat ini, karena udah ada banyak obatnya, cuma banyak yang ngga tau kalau tidak segera ditangani bisa fatal sampai menyebabkan kematian tersebut. 

Kasus diare paling banyak terjadi di daerah dengan higienitas dan sanitasi yang buruk. Berdasarkan data dari WHO pada artikel tahun 2017, diare telah membunuh 525.000 anak usia di bawah 5 tahun setiap tahunnya atau 1 dari 9 anak meninggal akibat diare. Diare tidak hanya mengancam anak-anak di bawah 5 tahun tetapi juga siapa pun yang telat menjalani pengobatan [3]. 

Ketika sudah sempat muntah mengeluarkan banyak cairan dan kehilangan banyak cairan juga setelah BAB yang sering, rasanya mau pasrah aja. Tapi mengingat dosa-dosa serta pahala yang belum banyak, aku rasa jangan hari ini, aku masih perlu waktu, kuberanikan diri terobos rasa lemasku keluar kosan lalu bergegas ke alfamart agar tidak telat menjalani pengobatan. Ya beginilah hidup sendiri, ngga kayak dulu aku bisa minta tolong teteh, setidaknya masih ada sisa tenaga untuk keluar kosan yah.

Wait, kok ke alfamart bukannya ke apotek? wkwkwk

Jadi di alfamart, aku beli pocari sweat 900 mL 2 botol, hydro coco 1 L nya 2, dan new diatabs  12 tablet (bisa dibeli secara bebas makannya tersedia di alfamart). Aku memilih pocari sweat karena kandungan elektrolit dan mineralnya yang banyak seperti natrium klorida, kalium klorida, kalsium laktat, magnesium karbonat, jadi tidak hanya air saja, karena cairan yang hilang tidak hanya air, jadi aku juga butuh elektrolit dan mineral. Sebagai informasi, pocari sweat juga tersedia dalam bentuk serbuk sehingga bisa disimpan dalam waktu lama, boleh dibeli untuk stok dan sebagai antisipasi kalau-kalau diare lagi, jadi bisa langsung seduh ketika dibutuhkan segera. 




Kalau pun ngga sempat keluar untuk beli kebutuhan cairan, bisa buat oralit sendiri dengan gula dan garam seadanya di rumah, lalu diminum. Ga enak sih, tapi ya gimana lagi. 

Jika diarenya berat, bisa ditambah dengan suplemen Zink. Suplemen Zink bisa diperoleh di apotek, namun pada waktu itu masih pagi, apotek terdekat belum buka. Zink dapat mempercepat penyembuhan, Sebetulnya belum ada studi yang bisa menjelaskan secara menyeluruh efek fisiologis dari Zink.

Meskipun demikian, terdapat studi terbaru yang menemukan bahwa Zink dapat menghambat sekresi cairan bergantung klorida yang diinduksi cAMP. Lebih mudahnya, pada saat diare, cairan itu disekresikan atau dikeluarkan sebagai upaya tubuh mengeluarkan zat asing yang baru masuk, entah berupa virus, bakteri, toksin (racun) yang dinilai mengancam kesehatan tubuh dengan cepat melalui  aktivasi rasa mual agar muntah, berkeringat, pipis, atau BAB secara sering. Agar tidak banyak kehilangan cairan, maka sekresi harus dihambat, dan Zink inilah yang ditemukan bisa menghambat sekresi cairan tersebut. Selain itu, diketahui pula bahwa Zink dapat meningkatkan penyerapan air dan elektrolit, memperbaiki sel permukaan di usus akibat serangan bakteri penyebab diare misalnya, dan meningkatkan respons imun [4]. 

Mengetahui inti dari diare adalah respons tubuh dari adanya zat asing yang masuk yang tidak disukai, oleh karena itu aku beli new diatabs juga yang isinya Attapulgit 600 mg. Attapulgit atau magnesium alumunium filosilikat yang teraktivasi bekerja dengan cara menyerap air, toksin dan bakteri agar zat tersebut tidak menyebar lebih jauh ke dalam tubuh [5]. Jika memperhatikan label informasi obatnya, secara jelas tertulis aturan penggunaannya adalah 2 tablet setiap habis BAB, maksimal digunakan 12 tablet dalam sehari. 




Sebagian orang mungkin tidak yakin dengan aturan penggunaan tersebut, karena terbiasa meminum obat yang 1 tablet sehari 3 kali. Lalu kalau BAB dalam sehari sebanyak 5 kali, total penggunaan sudah mencapai 10 tablet dong dalam sehari? Iya betul, dengan ketentuan maksimal 12 tablet sehari. Mengapa harus selalu 2 tablet setiap setelah BAB, karena ketika setiap setelah BAB, tablet yang terminum dan bekerja kemudian akan terbuang juga bersama dengan fesesnya. Oleh karena itu, perlu konsumsi lagi untuk menyerap sisa racun yang ada. Begitu seterusnya. Aku sendiri pada saat itu, sudah konsumsi 10 tablet dalam sehari, dan merasa kondisi tubuh makin membaik.

Selain itu, aku juga konsumsi hydro coco karena satu-satunya produk yang aku tau untuk minuman air kelapa asli dalam bentuk kemasan. Aku minum itu, karena aku tau air kelapa bisa jadi salah satu cara juga untuk membuang racun. Air kelapa mengandung banyak enzim bioaktif seperti tanin yang merupakan suatu zat antitoksik sehingga mampu mendekomposisi dan membuang racun dari dalam tubuh [8].


Sorenya, badan terasa agak hangat, padahal dari pagi belum ada gejala demam. Belum sampai panas banget sih, hanya hangat aja. Tapi aku curiga, jangan-jangan masih ada bakterinya nih dan belum musnah total. Kalau berlanjut aku bisa infeksi. Untungnya masih hangat, belum yang demam tinggi, aku yakin masih bisa dicegah. Aku berpikir untuk beli probiotik. Tapi, lagi-lagi mager melanda. Kenapa ngga sekalian tadi pas di alfamart beli yakut, huft. Yasudahlah mau ga mau, mesti keluar kosan lagi beli yakult. 

Kalau sering melihat iklan yakult, ada informasi yang disampaikan bahwa yakult dikonsumsi tiap hari maksimal 2 botol. Aku setuju, kalau memang kondisinya sedang sehat dan konsumsi probiotik yang ada di yakult tersebut tujuannya untuk pemeliharaan tubuh. Tetapi, ketika kondisi sedang diserang banyak patogen (bakteri penyebab penyakit), aku bisa konsumsi lebih dari itu. Jadi aku minum 5 botol. 

Dari sekian banyak produk probiotik, aku lebih suka yakult, karena pernah berkunjung ke pabriknya secara langsung. Meski kandungannya hanya 1 bakteri baik, yaitu Lactobacillus casei Shirota, tapi aku melihat langsung cara produksinya yang sangat higienis sekali, setiap langkah pembuatan sangat ketat penjagaan kebersihaannya. Dibandingkan dengan produk kompetitor pada saat itu yang mengandung lebih dari 1 bakteri baik (keunggulannya), tapi cara pembuatannya kurang higienis, jadi itulah mengapa aku lebih percaya dengan yakult.

Probiotik sendiri atau bakteri baik, bahkan diklaim dapat menghentikan diare satu hari lebih cepat. Karena adanya bakteri baik dapat membantu dalam menekan bakteri penyebab diare tersebut [6]. 

Apabila diare tidak dapat dihentikan meski dengan tambahan konsumsi probiotik dan malah terus berlanjut ke demam tinggi, bisa jadi bakteri patogennya ada dalam jumlah banyak yang tidak dapat ditolerir oleh probiotik. Jika sudah begini, harus segera ke dokter, agar diberikan antibiotik. 

Alhamdulillah aku dalam semalam sudah ngga hangat lagi badannya, jadi keesokan paginya, aku sudah ngga lemas lagi dan bisa berangkat kerja.

Namun, ternyata, sisa-sisa rasa mules masih ada dan fesesnya masih mencret, bukan feses dengan tekstur yang normal. Hal ini biasa terjadi selama diare, karena tubuh masih menganggap ada zat asing jadi kontraksi saluran cerna masih dipercepat seakan-akan ada zat asing, sehingga makanan tidak dicerna dengan baik, maunya dikeluarin terus. Akibatnya tekstur fesesnya juga tidak sempurna ketika dikeluarkan, belum sempat diserap-serap dan keluar seadanya dalam bentuk masih cair. Ketika sudah yakin tidak ada lagi patogen atau racun, misalnya dari gejala badan sudah tidak lagi panas atau hangat, penanganan berikutnya yang bisa dilakukan adalah menghentikan kontraksi saluran cerna. 

Salah satu obat yang dapat menghentikan kontraksi tidak beraturannya saluran cerna yaitu Loperamide. Loperamide bekerja dengan cara memperlambat pergerakan usus dengan mempengaruhi pergerakan air dan elektrolit yang melalui usus, yaitu dengan mengikat ke reseptor opiat agar terjadi penghambatan pelepasan asetilkolin dan prostaglandin sehingga pada akhirnya mengurangi gerakan usus. Namun, obat ini hanya bisa diperoleh dengan resep dokter [9]. 

Yang aku lakukan pada saat itu tidak ke dokter, jadi aku konsumsi pisang saja. Karena tidak hanya mampu mengembalikan keteraturan kontraksi saluran cerna, pisang juga efektif dalam mengembalikan tekstur feses menjadi keras normal lagi, karena kandungan patinya yang dapat menyerap air dan garam sehingga ngga mencret-mencret lagi [7]. 

Akhirnya dengan apa yang telah aku upayakan dalam 2 hari, konsumsi pocari sweat untuk kebutuhan cairan elektrolit dan mineral, new diatabs dan hydro coco untuk membuang racun, yakult untuk probiotik penyedia bakteri baik untuk menekan bakteri patogen, serta pisang untuk mengembalikan pergerakan usus serta tekstur feses kembali normal, maka diarenya bisa ditangani dengan baik tanpa harus berlanjut ke infeksi yang lebih serius, alhamdulillah. 

Oiya, dalam penanganan atau pengobatan diare, apabila tidak tepat, bisa berlanjut ke efek samping konstipasi, atau pengerasan feses berlebihan. Jadi, perhatikan dengan baik ya, jangan sampai berlebihan, misal makan pisangnya kebanyakan, nanti takut kebablasan fesesnya malah jadi keras berlebihan dan susah BAB wkwkwk. 

Sekian dulu sharing kali ini, semoga bermanfaat, mohon maaf kalau misalnya ada yang salah ya. Terima kasih sudah berkunjung!



Referensi:

[1] Center for Disease Control and Prevention. Diarrhea: Common Illness, Global Killer. https://www.cdc.gov/healthywater/pdf/global/programs/globaldiarrhea508c.pdf

[2] Sparks, D. 2016. Can dehydration lead to serious complications? https://newsnetwork.mayoclinic.org/discussion/dehydration-can-lead-to-serious-complications/#:~:text=Low%20blood%20volume%20shock%20(hypovolemic,of%20oxygen%20in%20your%20body.

[3] https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diarrhoeal-disease

[4] Bajait C, Thawani V. Role of zinc in pediatric diarrhea. Indian J Pharmacol. 2011 May;43(3):232-5. doi: 10.4103/0253-7613.81495. PMID: 21713083; PMCID: PMC3113371.

[5] https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Activated-attapulgite

[6] https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK373095/#:~:text=Probiotics%20can%20make%20diarrhea%20go,an%20intestinal%20(bowel)%20infection.

[7] https://www.ndtv.com/food/should-you-eat-bananas-during-loose-motions-heres-what-the-experts-say-1952386

[8] Rachmawati, Y., Mustika, I., Tyastirin, E., Wati, R., Arifa, A., Azzahra, H., Maghfiroh, A., Idrus, M., Marsono, ., Abdullah, M., Amaliyah, L. and Ningrum, I. Effectiveness of Green Coconut (Cocos nucifera L.) Water against Heavy Metal Levels in the Blood of Rattus norvegicus. DOI: 10.5220/0008907200002481 In Proceedings of the Built Environment, Science and Technology International Conference (BEST ICON 2018), pages 113-118

[9] https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2016/017694s052lbl.pdf


Disclaimer: selain gambar dari foto sendiri, sisanya diambil dari google

Posted on by Nurul Fajry Maulida | No comments

0 comments:

Post a Comment

If you want to be notified that I've answered your comment, please leave your email address. Your comment will be moderated, it will appear after being approved. Thanks.
(Jika Anda ingin diberitahu bahwa saya telah menjawab komentar Anda, tolong berikan alamat email Anda. Komentar anda akan dimoderasi, akan muncul setelah disetujui. Terima kasih.)