Friday, April 07, 2023

Mencari Kebahagiaan Melalui "Chocolate"


Suatu drama Korea ringan yang mengombinasikan antara tema kesehatan mental, profesi, dan keluarga. "Chocolate" diangkat sebagai judul dimana coklat dalam kisahnya memiliki memori yang sangat kuat bagi Cha Yeong. Sewaktu masih kecil, Cha Yeong yang kelaparan tidak sengaja masuk ke suatu restoran. Saat itu Cha Yeoung sedang masa liburan bersama keluarganya, tetapi karena tuntutan oleh ibunya untuk menjadi artis cilik, Cha Yeong dipaksa untuk menjaga berat badan hingga kelaparan.

Melihat ada makanan kering yang sedang dijemur di area belakang restoran, Cha Yeong dengan cepat mengambilnya. Namun, tertangkap oleh Lee Kang kecil. Tidak untuk memarahinya, Lee Kang justru menyiapkan makanan untuknya karena merasa iba. Cha Yeong menerimanya sambil menangis saking lezatnya makanan yang disajikan. 



Selain itu, Lee Kang menjanjikan akan membuatkannya coklat spesial dan Cha Yeong berjanji akan datang kembali siang harinya. Setelah coklat selesai dibuat, Cha Yeong tidak juga kunjung datang. 

Coklat semakin terpatri di memorinya ketika menjadi salah satu korban runtuhnya mall besar di pusat kota Seoul. Saat itu seorang wanita memberikannya coklat untuk menghiburnya. Musibah yang menimpanya tersebut tidak seberapa hingga mengetahui bahwa pada waktu yang bersamaan ibunya menelantarkannya. Cha Yeong hidup tanpa orang tua. Hanya tersisa ingatan coklat yang membuatnya bahagia hingga ia memutuskan untuk belajar memasak, menjadi koki yang handal, sehingga bisa membuat coklatnya sendiri.

+


Setiap kali ada suara seperti reruntuhan, kegiatan konstruksi, Cha Yeong mudah ter-trigger traumanya. Ketika dalam kondisi sulit seperti itu, coklat adalah penyelamatnya karena memberikan ketenangan pada dirinya. 

Yang aku suka dari drama ini adalah sinematografinya, cara pengambilan gambarnya, yang sangat cantik setiap kali mengambil gambar kegiatan memasaknya. Meski tidak bisa merasakannya, dapat masuk ke dalam khayalan betapa lezat dan menggugahnya makanan yang dibuat tersebut. 

Selain itu, pemilihan lokasinya juga indah sekali, salah satunya adalah scene-scene yang dilakukan di Yunani di mana Cha Yeong bekerja menjadi koki. Dekat laut, bersih, tenang, bangunan-bangunan Yunaninya yang historis dan unik, berbaur dengan cantik, rasanya seperti ingin tinggal di sana. 


Alur ceritanya yang menarik menjadikanku penasaran akan akhir ceritanya. Cha Yeong dan Lee Kang kecil yang tidak juga bertemu, secara tidak sengaja bertemu kembali ketika dewasa. Dalam pertemuan pertamanya, Cha Yeong masih mengingatnya, tetapi Lee Kang tidak. Cha Yeong membiarkannya tidak mengenalinya. Bukan bersama Lee Kang cinta pertamanya, Cha Yeong justru menerima cinta sahabatnya Lee Kang. Menyadari bahwa Cha Yeong masih menyimpan perasaan terhadap Lee Kang, Cha Yeong memutuskan hubungan dengannya dan kembali pergi ke Yunani untuk melepasnya.

Lee Kang membencinya karena telah menyakiti sahabatnya. Ditambah, Min Seong, sahabatnya Lee Kang, ternyata terkena penyakit yang mematikan dimana hidupnya tidak lama lagi. Karena tidak dapat terobati Min Seong tinggal di Sanatorium, dimana ayahnya adalah direkturnya di sana. Keinginannya sebelum meninggal hanyalah menyantap makanan buatan Cha Yeong. Lee Kang berusaha mencarinya bahkan hingga terbang ke Yunani demi memperoleh makanan buatannya. Namun, karena rasa bencinya, ia gagal membawanya. 

Mengetahui Min Seong dalam keadaan tersebut, Cha Yeong kembali ke Seoul dan diam-diam membuatkan masakan untuknya. Ia berhasil memberikannya melalui orang lain agar disantap olehnya. Min Seong mengetahui bahwa Cha Yeong ada dan membuatkan untuknya, ia mengenali dari rasanya. 

Lee Kang seorang dokter saraf yang sangat sibuk di rumah sakit, beberapa kali membatalkan kegiatan memancingnya bersama Min Seong. Hingga penyesalan yang tersisa ketika sampai akhir pun Lee Kang tidak bisa memenuhi janjinya. Lee Kang sangat menyesalinya.

Suatu hal terjadi menyebabkan Lee Kang dimutasi dan bekerja menjadi dokter di sanatorium (tempat penyembuhan pasien dengan penyakit kronis dan membutuhkan pengobatan jangka panjang). Cha Yeong juga bekerja di sana sebagai penanggung jawab di dapur. Mereka menjalani hari demi hari dengan banyak belajar dari para pasien dengan ceritanya masing-masing. Cerita menjadi semakin menarik tentang bagaimana Lee Kang yang pada awalnya bersikap dingin pada Cha Yeong kemudian akhirnya mengenali Cha Yeong cinta pertamanya. 

Cerita bagaimana Lee Kang bekerja sebagai dokter saraf di rumah sakit keluarga serta bagaimana ia mempertahankan posisinya sebagai pewaris, membuatku bosan. Bagiku yang sudah sering menonton drama tema kedokteran dan tema perebutan kekayaan, rasanya memuakkan. Lelah melihat adegan-adegan operasi, serta adegan-adegan perkelahian akan harta. Jadi, aku lebih banyak skip-skip adegan tersebut. Mungkin bagi yang belum banyak menonton dengan tema ini, tidak akan merasakan bosan seperti yang aku alami. 

Beberapa kali, alur ceritanya juga agak lambat, sehingga sering pula aku percepat. Apabila suatu drama itu sangat berkesan bagiku, biasanya aku tidak akan pernah skip-skip satu detik pun dari adegannya bahkan jika perlu aku rewind. Oleh karena itu, dari 1 sampai 10, aku beri skor 8. Butuh improvisasi alur cerita yang baru, yang lebih unik dan inovatif, dan tidak membosankan, sehingga tidak mudah ditebak.

"Kami tahu ini bukan akhir. Kami akan tersesat lagi di suatu titik, dan penderitaan akan membuat kami jatuh lagi di sepanjang jalan. Tapi selama kami terus berharap, tak ada yang bisa membuat kami menyerah. Kami akan selalu mengingatnya" adalah kutipan yang paling berkesan dari drama ini. Dimana penonton dibuat mengerti bahwa yang namanya luka dan trauma dapat selalu muncul, tetapi jangan menyerah, harus bangkit kembali dan terus berharap. Terakhir, selalu sedia coklat ketika ketidaknyamanan itu melanda. 

Coklat memberikan rasa bahagia karena salah satunya mengandung triptofan, suatu asam amino penting yang dapat mendorong otak untuk melepaskan serotonin, yaitu suatu neurotransmitter yang memberikan rasa bahagia, relaks atau ketenangan, bahkan perasaan yang lebih baik ketika dalam situasi yang buruk. Selain itu, kandungan gula dengan rasanya yang manis yang dikirim ke otak juga memberikan kesenangan sehingga berkontribusi pada rasa bahagia. [1,2]

Sebenarnya ada lebih dari 300 senyawa kimia selain triptofan yang dikandung coklat, tetapi yang paling berperan adalah teobromin, anandamid, dan feniletilamin. Teobromin dikenal baik sebagai penstimulasi (stimulant) seperti kafein, sehingga memberikan rasa waspada, kehati-hatian, dan energi. Struktur senyawa teobromin tidak jauh beda dengan kafein, hanya beda pada gugus metilnya saja. Namun, jumlahnya sedikit lebih tinggi di dalam coklat dibanding kafein. [3]


Meskipun demikian, masih belum jelas diketahui bagaimana kafein dan teobromin bekerja bersama sebagai penstimulasi yang terkandung di dalam coklat. 

Anandamid berasal dari bahasa sansekerta yang berarti "kebahagiaan (bliss)". Tidak hanya terkandung di dalam coklat, namun juga secara alami diproduksi di otak. Anandamid diproduksi untuk mengatasi rasa sakit/pedih (pain) dan depresi. Anandamid yang diproduksi di otak ketika lepas, cepat terpecah menjadi senyawa lain sehingga efeknya tidak berlangsung lama. Sementara anandamid yang terkandung dalam coklat, dapat bertahan lebih lama di dalam tubuh [3]. Dengan demikian, coklat dengan kandungan anandamidnya ini dapat dianggap sebagai antidepresan alami, yang berguna sebagai obat alami untuk yang mengalami depresi.  [1,2,3]


Sementara feniletilamin (phenylethylamine, PEA) mampu menstimulasi bagian otak yang memberikan suatu perasaan yang sama ketika jatuh cinta. [2,3]



Suatu studi dilakukan pada 258 peserta untuk mengetahui seberapa besar dampak konsumsi coklat terhadap suasana hati. Dari eksperimennya menggunakan pembanding bukan coklat, yaitu kraker, terbukti bahwa coklat yang dikonsumsi secara sadar memberikan peningkatan suasana hati yang lebih tinggi. [4]

Dengan demikian, adalah fakta bahwa coklat mampu memperbaiki suasana hati dan memberikan rasa bahagia. Obat alami bagi yang mengalami depresi atau sekedar 'happy pill' bagi pencari kebahagiaan instan. 

 

Disclaimer: semua gambar diperoleh dari google. 


Mohon maaf kalau ada salah dalam penulisan juga ya. Terima kasih sudah berkunjung!



Referensi:

[1] https://www.science.org.au/curious/people-medicine/can-chocolate-make-you-happy

[2] https://www.choc-affair.com/news/why-chocolate-makes-us-happy/#:~:text=Studies%20have%20found%20that%20there,that%20makes%20us%20feel%20good.

[3] Hainesm G.K. (2009). Chocolate: the new healthy food. or is it? ChemMatters, 13-15.

[4] Meier, Brian & Noll, Sabrina & Molokwu, Oluwatobi. (2016). The sweet life: The effect of mindful chocolate consumption on mood. Appetite. 108. 10.1016/j.appet.2016.09.018. 

0 comments:

Post a Comment

If you want to be notified that I've answered your comment, please leave your email address. Your comment will be moderated, it will appear after being approved. Thanks.
(Jika Anda ingin diberitahu bahwa saya telah menjawab komentar Anda, tolong berikan alamat email Anda. Komentar anda akan dimoderasi, akan muncul setelah disetujui. Terima kasih.)